Nah Loh! Jokowi Bisa 'Dipecat' PDIP Jika Turuti Keinginan Luhut Soal Penundaan Pemilu

Kamis, 17 Maret 2022 | 19:17 WIB
Nah Loh! Jokowi Bisa 'Dipecat' PDIP Jika Turuti Keinginan Luhut Soal Penundaan Pemilu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka rapat kerja nasional Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Tahun 2022 dari Istana Negara, Jakarta, Senin (21/2/2022). (Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Saiful Anam mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa 'dipecat' PDIP apabila menuruti keinginan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Saiful Anam mengatakan, Jokowi bisa dianggap mengkhianati PDIP apabila mengiyakan keinginan Luhut soal penundaan Pemilu 2024.

Dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, sikap PDIP melalui Puan Maharani soal penundaan pemilu 2024 sudah tegas dan jelas.

Oleh sebab itu, Jokowi bisa mendapatkan teguran dari PDIP terkait keputusannya.

Baca Juga: Bobby Nasution Mesem Ditanya Soal Punya Peluang Maju Pilkada DKI, Katanya Begini

"Jika Jokowi tetap mbalelo maka tentu taruhannya adalah Jokowi sebagai kader partai," kata Saiful Anam, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Kamis (17/3/2022).

Saiful Anam mengatakan, ada kemungkinan Jokowi bisa dipecat sebagai kader PDIP.

"Bukan tidak mungkin Jokowi akan dipecat sebagai kader PDIP apabila justru mengikuti ambisi pihak-pihak yang menginginkan penundaan pemilu," imbuhnya.

Menurutnya, apabila Jokowi nekat tak sejalan dengan PDIP maka dinilai berkhianat terhadap partai dan Megawati.

"Saya kira terlalu berani dan berisiko kalau Jokowi harus memaksakan penundaan pemilu, karena di sekeliling Jokowi bahkan anak dan mantunya masih kader PDIP," bebernya.

Baca Juga: Proyek Transisi Energi Bersih Mahal, Presiden Jokowi: Harus Banyak Kolaborasi

Saiful menambahkan, Jokowi bisa menjadi pendongkel PDIP pada Pemilu 2024 mendatang.

"Bukan tidak mungkin pula justru Jokowi mendongkel PDIP pada kesempatan Pemilu 2024, apabila keinginan dan aspirasinya tidak didukung oleh partai," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI