Proyek Transisi Energi Bersih Mahal, Presiden Jokowi: Harus Banyak Kolaborasi

Kamis, 17 Maret 2022 | 17:42 WIB
Proyek Transisi Energi Bersih Mahal, Presiden Jokowi: Harus Banyak Kolaborasi
Presiden Joko Widodo (Antara/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden-Lukas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa investasi untuk menuju era transisi energi bersih membutuhkan dana yang tak sedikit. Untuk itu ia menghimbau kepada negara-negara di dunia untuk menjalin kolaborasi dan saling bantu membantu.

Hal tersebut dikatakan Jokowi saat memberikan keynote speech dalam acara S20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition, Kamis (17/3/2022).

"Negara yang bebannya berat harus dibantu dan diberikan kemudahan. Negara yang sudah siap bisa jalan terlebih dahulu sambil membantu negara lain yang belum mampu," usul Jokowi.

Menurut ditengah pandemi Covid-19 saat ini, semua pihak harus bergotong-royong untuk mencapai tujuan kehidupan dunia yang jauh lebih bersih.

Baca Juga: Jokowi Sebut Ada Tiga Tantangan Menuju Transisi Energi Bersih

"Kita harus membangun lebih banyak kolaborasi untuk mempermudah akses layanan energi yang terjangkau, menciptakan inovasi teknologi, dan terobosan pendanaan. Merumuskan strategi yang konsisten yang berkelanjutan," katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkapkan untuk mendorong energi bersih di Indonesia dibutuhkan dana yang fantastis.

Arifin menjelaskan modal utama dalam transisi energi menuju netral karbon atau Net Zero Emission/NZE pada 2060 adalah ketersediaan dan pengembangan energi baru terbarukan yang masif.

Dia menyebut, diperkirakan butuh investasi sekitar USD25 miliar per tahun atau sekitar Rp360 triliun per tahun dengan asumsi kurs Rp14.400 untuk mencapai target netral karbon hingga 2060.

Pemerintah sendiri saat ini, kata dia, tengah memetakan pengembangan energi baru terbarukan yang masif dengan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS. Lalu pemanfaatan hidrogen, dan pengembangan storage dari sisi demand melalui kompor listrik, kendaraan listrik berbasis baterai, serta pengembangan interkoneksi smart grid dan panas bumi.

Baca Juga: Menuju Era Transisi Energi Bersih, Jokowi: Ada Peluang Ekonomi Besar di Balik Transisi Energi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI