Suara.com - Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi, meminta kepada DPR RI agar dibukakan pintu maaf usai dua kali mangkir hadiri undangan rapat bersama wakil rakyat di Senayan itu. Lutfi mengaku tak ada niatan untuk mengelak hadiri undangan ketika dipanggil DPR.
"Kami tidak pernah mengelak, kami tidak pernah tidak datang, dikecualikan hanya karena permasalahan-permasalahan penjadwalan yang tiba-tiba menjadi halangan untuk kami datang," kata Lutfi saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Lutfi menjelaskan alasan ketidakhadirannya dalam undangan rapat pada 17 Februari 2022. Di hari tersebut ia tak dapat hadiri undangan lantaran waktunya bentrok dengan kunjungan kerja ke Makassar dan Surabaya.
"Kunjungan ke Makassar dan Surabaya pada saat itu adalah untuk mengecek karena pada saat itu baru dimmulainya regulasi pada domestic market obligation dan domestic price obligation, memastikan bahwa minyak goreng dapat tersalurkan," ungkapnya.
Sementara ketidakhadirannya pada 15 Maret 2022, Lutfi mengaku tak bisa hadir lantaran waktunya bentrok bersamaan dengan rapat koordinasi dengan Presiden Joko Widodo.
Untuk itu, Lutfi memohon agar dibukakan pintu maaf kepada Pimpinan DPR serta jajaran komisi terkait atas ketidahadirannya dalam dua kali undangan rapat.
"Untuk itu, sekali lagi bapak pimpinan, anggota komisi VI DPR RI, komisi IV, dan komisi VII beserta pimpinan DPR RI saya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-sebesarnya atas ketidakhadiran kami," tandasnya.
Ultimatum
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan ultimatum sekaligus ancaman kepada Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Peringatan itu dikeluarkan pimpinan setelah Lutfi dua kali absen dalam rapat di DPR.
Baca Juga: Jawaban Mendag Lutfi Dua Kali Tak Hadiri Undangan DPR: Saya Bukan Mangkir, Tapi...
Padahal agenda rapat itu begitu penting, yakni untuk membahas permasalahan kenaikkan harga dan kelangkaan minyak goreng.