Perkuat Akselerasi Transformasi Digital, Menkominfo Targetkan BBPPT di Depok Berstandar Global

Rabu, 16 Maret 2022 | 19:12 WIB
Perkuat Akselerasi Transformasi Digital, Menkominfo Targetkan BBPPT di Depok Berstandar Global
Menkominfo Johnny G. Plate, dalam Konferensi Pers Groundbreaking Pengembangan Pusat Pengujian Perangkat TIK di Tapos, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022). (Dok: Kominfo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika terus memperkuat akselerasi transformasi digital di Indonesia. 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate menyatakan komitmen untuk meningkatkan sinergi dengan pemangku kepentingan serta menerapkan standar global, terutama berkaitan dengan pengujian dan kalibrasi perangkat digital melalui pembangunan Balai Besar Pusat Pengujian Telekomunikasi (BBPPT) Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI),

“Hari ini, kita menyaksikan peletakan batu pertama pembangunan Laboratorium Pusat Pengujian Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kominfo. Balai besar ini ingin kita upgrade, kita tingkatkan peran dan kemampuannya menjadi Laboratorium Pengujian TIK dengan standar global,” ujarnya, dalam Konferensi Pers Groundbreaking Pengembangan Pusat Pengujian Perangkat TIK di Tapos, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022).

Langkah pertama yang perlu dilakukan agar memiliki standar global adalah  memastikan seluruh sistem informasi pengujian dan kalibrasi menjadi terintegrasi, otomatisasi dan digital. Johnny menargetkan BBPPT menjadi Pusat Pengujian Perangkat TIK yang memiliki kapabilitas dan kemampuan setara dengan world class testing.

Baca Juga: Menkominfo: Presidensi G20 Jadi Kesempatan Indonesia untuk Tentukan Arah Perkembangan Ekonomi Digital

“Saya mendukung terwujudnya BBPPT menjadi Pusat Pengujian Perangkat TIK berdasarkan kapabilitas dan kemampuan yang setara dengan world class testing,” ujarnya.

Langkah kedua, BBPPT menjalin kerja sama teknis dengan berbagai laboratorium di luar negeri di tingkat global. Johnny menekankan agar terus membangun peran aktif industri dalam mengembangkan, serta mengawal uji coba perangkat yang dihasilkan oleh para akademisi atau dunia perguruan tinggi.

“Pembangunan (gedung) ini menjadi tonggak sejarah yang membawa energi positif untuk bisa makin bersinergi dengan seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan, termasuk para pelaku industri di bidang telekomunikasi,” ungkapnya.

Langkah ketiga, menurut Menkominfo, BBPPT memastikan juga bahwa produk-produk yang dihasilkan di dalam negeri memiliki kualifikasi dan standar sertifikasi internasional, sehingga bisa digunakan di negara manapun tanpa harus melakukan sertifikasi ulang.

"Produk-produk yang dihasilkan di Indonesia aman untuk digunakan oleh masyarakat dan terhindar dari gangguan kesehatan berupa dampak dari radiasi arus elektromagnetik,” harapnya.

Baca Juga: Percepat Akses Internet Guru di Timur Indonesia, Bakti Kominfo Masuk 4 Nominasi Internasional

Menurut Johnny, BBPPT Kementerian Kominfo mengambil peran dalam satu milestone penting akselerasi transformasi digital, yaitu memastikan perangkat yang digunakan oleh masyarakat baik itu handheld, laptop, notebook, aman dari aspek kesehatan bagi pengguna.

“BBPPT juga mempunyai tugas untuk memastikan perangkat-perangkat telekomunikasi maupun radio-radio telekomunikasi yang digunakan oleh industri, termasuk industri penerbangan nasional memenuhi standar global dan tidak terdapat interferensi,” jelasnya.

Lima Laboratorium Uji
Pengembangan Pusat Pengujian Perangkat TIK di Tapos, akan menempati luas lahan sebesar 22,723 meter persegi. Lebih dari setengah bangunan akan menjadi fasilitas laboratorium uji berstandar internasional. Bangunan laboratorium akan dibangun sebanyak empat lantai dengan desain futuristik dan ramah lingkungan

Direktur Jenderal SDPPI Kementerian Kominfo, Ismail menyatakan BBPPT di Tapos akan dilengkapi dengan lima laboratorium.

"Pertama adalah EMC (electromagnetic compatibility). Kita akan membangun laboratorium untuk menguji seluruh perangkat yang digunakan biar kompatibel, tidak saling mengganggu, tidak menimbulkan efek negatif antar satu perangkat dengan perangkat yang lainnya,” jelasnya.

Kedua, BBPPT akan menjadi laboratorium terbesar yang melangkah maju untuk melakukan pengujian terhadap keamanan dan kesehatan masyarakat.

“Seluruh perangkat yang akan digunakan itu, nanti akan benar-benar teruji dan kualitasnya terjamin buat digunakan oleh masyarakat secara luas,” tutur Dirjen Ismail.

Ketiga, laboratorium radio untuk mengukur frekuensi kerja dan kekuatan (power) perangkat telekomunikasi agar seluruh perangkat radio yang beredar di Indonesia ini tidak menimbulkan potensi gangguan interferensi.

Keempat, laboratorium non-radio untuk perangkat optik yang digunakan dalam pembangunan fisik oleh infrastruktur telekomunikasi oleh operator telekomunikasi.

“Kelima, sebagai laboratorium TV digital. Jadi kita akan melakukan pengujian terhadap seluruh perangkat TV dan sebagainya yang akan beredar broadcasting di seluruh Indonesia,” jelas Ismail.

Ia menyatakan, banyak area pekerjaan yang akan dilakukan sesuai arahan Menkominfo Johnny G. Plate. Oleh karena itu, BBPPT Ditjen SDPPI membutuhkan talenta muda Indonesia yang memiliki keahlian untuk mengembangkan laboratorium demi kepentingan industri telekomunikasi di Indonesia.

Ismail menegaskan, pihaknya berkomitmen menyelesaikan tanggung jawab untuk membangun laboratorium ini dengan sebaik-baiknya dengan seluruh kerja keras dan kerja cerdas insan-insan Kominfo, khususnya Ditjen SDPPI.

Menkominfo melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama secara simbolis dengan menekan layar. Ia didampingin Dirjen SDPPI Ismail; Inspektur Jenderal, Dodi Setiadi; Direktur Utama PT PP Tbk Novel Arsyad; dan Wali Kota Depok Imam Budi Hartono.

Hadir dalam acara itu, Staf Khusus Menkominfo bidang Digitalisasi dan SDM, Dedy Permadi; Kepala BBPPT, Tony Tovik Hidayat dan pejabat pimpinan tinggi pratama Kementerian Kominfo, serta jajaran Forkopimda Kota Depok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI