Mengapa Banyak Orang Kaya Rusia Menyingkir ke Uni Emirat Arab?

Rabu, 16 Maret 2022 | 16:39 WIB
Mengapa Banyak Orang Kaya Rusia Menyingkir ke Uni Emirat Arab?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cuaca cerah, stabilitas politik, kemudahan berinvestasi, dan hanya ada sedikit transparansi, itulah alasan utamanya. Selain itu, cukup mudah mendapatkan visa tinggal kalau punya bisnis atau properti.

Majalah gaya hidup berbahasa Rusia di Dubai, Russian Emirates, menawarkan banyak informasi umum kepada pembacanya, misalnya di mana bisa menemukan makanan Rusia di Uni Emirat Arab, dan apakah ada dokter berbahasa Rusia di sana.

Namun, pertanyaan yang paling banyak diajukan di situs internetnya adalah: "Bagaimana bisa mendapatkan kewarganegaraan UEA?"

Selama dua minggu terakhir - sejak Rusia menginvasi Ukraina dan negara-negara Barat dan sekutunya memberlakukan sanksi berat - pembaca situs web Emirates Rusia melonjak hampir dua kali lipat.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Picu Harga Batu Bara Melesat, Devisa Negara Juga Meningkat

Tren itu kemungkinan akan berlanjut, kata kalangan pengamat, karena banyak orang Rusia yang punya uang sedang mencari cara untuk menghindari sanksi ekonomi dan mengamankan kekayaan mereka.

Banyak juga yang ingin keluar dari negara itu secepatnya, karena suasana politik yang tidak nyaman lagi.

"Banyak modal masuk ke Dubai, akibat keluarnya orang Rusia yang mencari tempat berlindung yang aman secara finansial," kata orang dalam di sektor energi yang mengetahui seluk beluk investasi di Dubai kepada DW.

Di media sosial juga bermunculan foto tentang orang-orang yang meninggalkan negara itu.

Situasi di UEA lebih mendukung?

Baca Juga: Facebook dan Instagram Diblokir, Pemakaian VPN di Rusia Meningkat

Terlepas dari hubungan panjangnya dengan AS, UEA telah berusaha untuk tidak memihak dalam perang di Ukraina, dan tidak ikut menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Karena itu, belakangan banyak sekali orang Rusia yang meminta informasi.

"Dubai memang diperkirakan akan menjadi pusat yang lebih besar untuk uang dari Rusia," kata Jodi Vittori, profesor di Georgetown University di Washington, yang merupakan pakar untuk korupsi dan keuangan gelap.

Uang dari Rusia kebanyakan berasal dari "jalur gelap" sebenarnya sudah masuk ke Dubai sejak akhir 1990-an, kata Jodi Vittori, yang sebelumnya bertugas di satuan anti korupsi di NATO.

Namun, tetap akan sulit bagi siapa pun untuk mengatakan berapa banyak peningkatan yang terjadi sekarang. "Karena sebagian besar aliran uang tidak akan terlihat," jelasnya.

Otoritas UEA sendiri tidak mengumpulkan terlalu banyak informasi yang relevan tentang asal-usul uang yang datang, kata Maira Martini, peneliti di organisasi anti korupsi Transparency International.

Karena itu, para penyelidik korupsi sebagian besar bergantung pada dokumen-dokumen yang bocor atau dibocorkan, untuk mencari tahu siapa yang memiliki apa di UEA, tutur Jodi Vittori. UEA sekarang memang sudah membuat sejumlah aturan baru untuk bisa lebih mengontrol potensi pembiayaan dengan uang gelap.

"Sekarang, jika Anda memulai sebuah perusahaan di UEA, Anda akan ditanya siapa yang sebenarnya berada di baliknya," kata Martini kepada DW.

Meskipun Maira Martini dan Jodi Vittori sepakat, bahwa belum terlalu banyak yang dilakukan untuk menegakkan aturan baru tersebut.

Selain itu, birokrasi yang serampangan membuat orang mudah untuk menyembunyikan kekayaan di UEA, kata Maira Martini.

Misalnya, UEA memiliki 39 tempat registrasi yang berbeda untuk perusahaan, karena negara ini terdiri dari tujuh emirat yang punya otoritasnya sendiri-sendiri. "Bagaimana itu bisa menjadi sistem yang efektif?" kata Maira Martini.

Di samping itu masih ada lebih dari 40 "zona bebas" di UEA, di mana orang asing dapat mendirikan atau merelokasi perusahaan.

Mengapa UEA?

Dengan berinvestasi di sektor properti dan modal sekitar 272 ribu dolar AS, orang bisa mendapat visa tinggal di UEA untuk tiga tahun. Kalau berinvestasi sekitar 1,36 juta dolar AS, akan mendapat visa untuk lima tahun.

Namun, Dubai juga memiliki banyak hal yang disebut Jodi Vittori sebagai kawasan "uang bersih". Banyak bisnis multinasional yang beroperasi di Timur Tengah berkumpul di kawasan itu.

"Tidak ada yang mau berinvestasi di lokasi 'uang kotor', karena semua orang tahu itu melanggar hukum. Itu akan terlalu mencolok," jelasnya.

Situasi politik juga menguntungkan bagi pembawa modal. Setiap emirat UEA dijalankan oleh sebuah monarki, berdasarkan otoritas kesukuan. Kebebasan berbicara dan kebebasan pers juga dibatasi. Berarti pengawasan kurang, terutama dari para wartawan atau aktivis, kata Jodi Vittori.

"Mereka mungkin tidak peduli dengan perkembangan politik di negerinya, tetapi ketika menyangkut di mana mereka bisa menyimpan uang, para koruptor dan oligarki sangat peduli dengan hukum dan ketertiban," kata Maira Martini.

Dubai telah lama menjadi tujuan populer bebas visa bagi warga Rusia. Sekitar 730.000 turis Rusia datang pada 2019, sebelum pandemi membatasi perjalanan global.

Sekarang ada sekitar 100.000 penutur bahasa Rusia yang tinggal di UEA, dengan sekitar 40 ribu orang berasal dari Rusia dan sisanya dari bekas Uni Soviet. (hp/ha)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI