Pembangunan IKN Nusantara Disebut Bisa Bikin Malu Jokowi, Ini Penyebabnya

Rabu, 16 Maret 2022 | 13:14 WIB
Pembangunan IKN Nusantara Disebut Bisa Bikin Malu Jokowi, Ini Penyebabnya
Presiden Joko Widodo beserta jajaran menteri menikmati suasana malam hari di kawasan Titik Nol Kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendiri Lembaga Survei KedaiKopi Hendri Satrio mengungkapkan pembangunan IKN Nusantara bisa bikin Presiden Joko Widodo (Jokowi) malu.

Hendri Satrio mengatakan, proyek IKN harus selesai apabila Jokowi tak ingin malu.

Menurut Hendri, Jokowi akan menanggung malu apabila megaproyek IKN tidak terealisasikan alias mangkrak.

"Ya harus bisa diwujudkan itu IKN. Kalau enggak, bisa malu Pak Jokowi ini," kata Hendri Satrio, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Detik-detik Jokowi Lepas Rombongan Pebalap MotoGP di Depan Istana Negara

Selain itu, Hendri juga memberikan komentar mengenai sosok Kepala Otorita IKN Bambang Susantono.

Bambang Susantono disebut jauh dari kriteria pemimpin IKN yang pernah disebutkan Jokowi.

Pasalnya, Jokowi memiliki kriteria seorang kepala daerah dan arsitek untuk menjadi kepala otorita IKN.

Hendri Satrio pun bertanya-tanya apakah ada sosok pembisik di balik pilihan Jokowi.

"Walaupun memang ada pembisik, tapi itu sudah jadi pilihan Pak Jokowi sendiri," ungkap Hendri.

Baca Juga: Kritik Telak! Gilbert PDIP: Seharusnya Anies Bawa Tanah dari Trek Formula E atau Munjul yang Dikorupsi ke IKN

Oleh sebab itu, menurut Hendri, Jokowi harus bertanggung jawab penuh untuk menyelesaikan pembangunan IKN Nusantara.

"Jadi, sekarang tanggung jawabnya sepenuhnya ada di Pak Jokowi, bukan pembisik lagi," jelasnya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi resmi melantik Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala Otorita IKN dan Wakil Kepala Otorita IKN.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI