Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu mencurigai ada sosok di balik wacana penundaan Pemilu 2024.
Dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Masinton menyoroti soal isu penundaan Pemilu 2024.
Menurutnya, dalam demokrasi seharusnya dialog yang dikedepankan.
"Sejatinya demokrasi itu adalah dialog, bukan top down, bukan gaya ngatur-ngatur, bukan hanya omong kosong. Semoga saya singgung lagi, tidak terjebak dengan menteri ala Harmoko jilid dua," kata Masinton, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (16/3/2022).
Baca Juga: Berita Pilihan Suara Jakarta: Rute Parade MotoGP, PNS Kabupaten Tangerang Ditangkap Densus 88
Lebih lanjut, Masinton mencurigai ada pihak yang berperan seperti mantan Ketua MPR RI Harmoko.
"Jangan-jangan ada Harmoko kedua, big mouth juga dari omong kosong. Jangan-jangan ini ada Harmoko kedua ini, yang gak perlu saya sebut, diraba-raba aja kayaknya," ungkapnya.
Masionton mengatakan, perlunya ruang dialog agar diketahui adanya usulan penundaan Pemilu 2024.
"Dengan tadi datang sebagai aspirasi rakyat secara luas atau hanya datang dari kemauan elite. Agar apa? Agar kita tidak selalu dalam keadaan darurat terus, situasi yang transisional terus. Nah ketika penundaan pemilu dari tahun 68 ke tahun 71, situasinya kan satu transisional dan kedua situasi khusus. Publik juga perlu tahu dan berharap," bebernya.
Diketahui, Harmoko pada saat 1997 pernah menyampaikan laporan kepada Presiden Soeharto yang isinya mengklaim bahwa rakyat masih menghendaki Soedarto untuk dipilih oleh MPR menjadi presiden untuk periode berikutnya.
Padahal faktanya sangat terbalik.