Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak menyayangkan pilihan Gubernur Anies Baswedan membawa tanah dari Kampung Akuarium ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Gilbert menilai ada sejumlah lokasi yang lebih cocok diambil tanahnya.
Gilbert mengaku heran dengan pemilihan tanah Kampung Akuarium. Seharusnya, tanah yang dibawa berdasarkan pada nilai sejarahnya di Jakarta.
"Pada saat yang bersejarah (milestone), maka momen bersejarah Batavia yang seharusnya ditonjolkan Anies ke Penajam. Kalau terkait etnis, maka tanah Condet bisa mewakili," ujar Gilbert kepada wartawan, Rabu (16/3/2022).
Selain Condet, kata Gilbert, seharusnya tanah Monumen Nasional (Monas) sebagai titik 0 Jakarta dan wilayah pelabuhan Sunda Kelapa juga disebutnya memiliki nilai sejarah yang lebih tinggi dibandingkan Kampung Akuarium.
"Apa yang bersejarah dari Kampung Akuarium sebagai perlambang Jakarta, jadi tidak masuk akal. Tanah Monas atau tanah Pelabuhan Sunda Kelapa lebih bersejarah," tuturnya.
Karena tak memilki pertimbangan sejarah dalam pemilihan lokasi, Gilbert juga menyebut seharusnya lokasi yang dipilih ada tanah sirkuit Formula E di Ancol. Lalu, kemungkinan lainnya adalah lokasi yang menjadi gusuran karena proyek besar Anies.
Ada juga opsi lainnya seperti di Munjul, Jakarta Timur yang belakangan ini diketahui telah dikorupsi karena proyek rumah DP Rp 0.
"Dengan pola pikirnya yang terlihat aneh, sebaiknya Anies membawa tanah gusuran masyarakat Kampung Bayam, atau gusuran Sunter, atau tanah rawa trek Formula E di Ancol, atau tanah Munjul, atau sekalian tanah yang banjir ke Penajam," ucapnya.
"Itu lebih tepat untuk menggambarkan kondisi Jakarta era Anies. Sayang sekali momen tersebut tidak dimanfaatkan Anies sebagai momen pengingat eranya," tambahnya memungkasi.
Baca Juga: Anies Bawa Tanah Kampung Akuarium Untuk IKN, Ketua RT: Itu Tanah Subur