"Survei akan lebih bermakna jika ada data tentang perbedaan tanggapan antara laki-laki dan perempuan, responden perkotaan dan pedesaan, daerah yang berbeda, dan orang-orang dari kelas ekonomi yang berbeda,” kata Krishnaswamy.
Lebih jauh, dia berpendapat bahwa para peneliti telah menggali data dari sumber-sumber pemerintah yang menurutnya tidak dapat diandalkan.
"Pemilih cukup progresif di India. Bahkan, menurut saya survei itu mungkin meremehkan jumlah orang yang menganggap perempuan bisa menjadi politisi yang baik," kata Krishnaswamy.
Devika menggarisbawahi bahwa orang tidak boleh menyimpulkan bahwa lebih banyak perempuan dalam politik selalu berarti kebijakan yang lebih baik untuk perempuan.
"Ada politisi perempuan senior yang mendorong perempuan untuk tunduk pada suami mereka atau mempromosikan pandangan patriarki di depan umum untuk menghadapi situasi sulit dan tidak kehilangan sekutu mereka," katanya.
"Bukan 'massa kritis' perempuan yang penting dalam politik, tetapi 'tindakan kritis' yang mereka ambil," pungkas Devika. Ed: rap/hp