Suara.com - Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu menanggapi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurahman yang menyinggung soal penceramah yang isi ceramah "miring-miring".
Melansir Terkini.id -- jaringan Suara.com, Said Didu menyindir bahwa pidato Jend Dudung selalu menyinggung soal hal-hal seperti ini.
"Pidato isinya cuma gitu aja terus," kata Said Didu melalui akun Twitter pribadinya pada Senin, 14 Maret 2022.
Sebelumnya, Jenderal Dudung meminta jajaran TNI Angkatan Darat untuk jangan mengundang penceramah yang ceramahnya mengarah kepada pemberian pemahaman di luar ayat-ayat suci Alquran.
Baca Juga: Jawab Luhut Binsar Panjaitan, Said Didu Ungkap 5 Khawatiran Jika Jokowi Jabat Tiga Periode
Hal ini ia sampaikan dalam salah satu wawancaranya dengan Kompas TV pada Senin, 14 Maret 2022.
Awalnya, Jend Dudung menyampaikan kepada jajarannya untuk bertindak tegas jika ada kelompok-kelompok radikal yang memasang baliho.
"Jadi jika ada situasi yang menonjol jangan sampai baliho-baliho masih bergelimpangan. Pokoknya muncul bantai, nggak usah mikir," kata Jend Dudung.
"Ada orang orang yang mencoba mengganggu keamanan dan persatuan bangsa, jangan ragu ragu. Kalian sudah dicontohkan waktu saya Pangdam. Harus berani," lanjutnya.
Jend Dudung menegaskan kepada jajaran Anggota TNI Angkatan Darat untuk tidak bersikap ragu menghadapi kelompok-kelompok radikal.
Baca Juga: MUI Minta Penceramah Bangkitkan Semangat Cinta NKRI Kepada Generasi Muda
Menurutnya, jumlah kelompok radikal di tanah air sebenarnya kecil. Oleh karenanya, TNI AD harus berani.
"Jadi tidak usah ragu ragu dengan kelompok kelompok mereka, kelompok mereka ini kecil, kodam jaya harus tampil, harus berani," ucapnya.
Lebih lanjut, Jend Dudung meminta kepada seluruh jajaran TNI Angkatan Darat untuk mengundang penceramah yang memiliki nasionalisme tinggi.
"Kalau yang penceramahnya sudah miring-miring, yang ceramahnya sudah mengarah kepada pemberian pemahaman yang di luar ayat-ayat suci Alquran, di luar aturan dan ketentuan, sudah, jangan diundang," katanya.
Justru, menurut Jend Dudung Abdurachman, penceramah-penceramah radikal seperti ini harus diwaspadai.
"Saya tekankan pada seluruh jajaran Kodam Jaya waktu saya di Monas, kelompok kelompok internal ini harus tahu di mana tempatnya," kata Jend Dudung.
"Sampai titik koordinatnya di mana kalian harus tahu, jadi hal-hal yang kita temukan jadi hal yang mudah untuk mendeteksinya," tambahnya.