Suara.com - Kelompok perempuan di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah masih mengalami trauma yang mendalam setelah 30 hari pasca pengepungan dan penangkapan oleh aparat TNI-Polri yang mengamankan proses pengukuran lahan tambang andesit untuk pembangunan Bendungan Bener.
Koordinator Program Solidaritas Perempuan (SP) Kinasih, Sana Ullaili mengatakan sedikitnya ada 117 perempuan yang biasa dikenal dengan istilah Wadon Wadas itu dan 40 anak-anak yang mengalami kekerasan psikologis.
"Situasi ini telah berdampak secara signifikan bagi kondisi psikologis warga, terutama perempuan dan anak yang pada saat ini mengalami situasi traumatik, mulai dari level 1, level 2, dan seterusnya atau akut," kata Sana dalam jumpa pers, Selasa (15/3/2022).
Dia menjabarkan, berdasarkan pendampingan trauma healing yang mereka lakukan, hingga saat ini para perempuan dan anak ini masih mengalami ketakutan ketika melihat orang asing dan takut melihat aparat datang.
"Hingga saat ini aparat masih keluar masuk Wadas, baik menggunakan baju sipil maupun seragam lengkap. Situasi ini mengembalikan ingatan para perempuan pada situasi Februari 2022 dan 23 April 2021 lalu," ucapnya.
Perempuan dan anak di Wadas kini juga terus mengalami trauma karena hidup di tengah rasa was-was dan ketidakpastian akibat tanahnya yang terancam digusur oleh proyek negara.
"Para perempuan masih mengalami gangguan emosional seperti ketika tidur terbangun ketakutan, dan kadang-kadang menangis karena mengingat satu putusan pengadilan yang ternyata sama sekali tidak berpihak pada warga," tutup Sana.
Dia mendesak Komnas Perempuan dan lembaga-lembaga negara harus segera datang ke Wadas untuk mendampingi dan menyembuhkan situasi traumatik para perempuan dan warga Wadas agar bisa hidup dengan tenang.
Baca Juga: Wow! Ganjar Pranowo Datangi Desa Wadas Lagi, Dikawal Intelijen Amerika Serikat?