Suara.com - Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa virus Covid-19 varian Deltacron atau varian hibrida dari omicron dan delta belum terdeteksi di Indonesia.
Hal itu dikonfirmasi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
"Sampai sekarang Deltacron belum ditemukan di Indonesia, kalau kita lihat apa yang dilaporkan Prancis dan Inggris itu agak berbeda jalur mutasinya, jadi kita masih melihat terus perkembangannya," kata Nadia, Selasa (15/3/2022).
Nadia menyebut sebagian negara di sekitar Indonesia juga belum terdeteksi sehingga belum ada kebijakan pengetatan pintu masuk negara untuk mencegah masuknya Deltacron ke tanah air.
Baca Juga: Deltacron Terdeteksi di Berbaga Negara, Indonesia Sudah Siap Antisipasi?
"Saat ini pemerintah maupun negara-negara sekitar itu belum ada yang melakukan pengetatan pintu masuk, artinya selain kita monitor surveilans kita, omicron dan delta kan sudah ada di negara kita, tetap genome sequencing kita pantau apakah ada galur mutasi keduanya," ucapnya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes itu menegaskan apapun variannya, cara pencegahannya tetap sama yakni protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Ya percepatan vaksinasi, makanya target 70 persen ini supaya bisa kita capai di bulan April 2022 supaya kita bisa menunaikan ibadah ramadhan dan mudik seperti biasa," tegasnya.
Diketahui, para ahli virologi di L'Institut Pasteur di Paris menemukan varian Deltacron yang disebut merupakan varian hibrida dari omicron dan delta.
Mereka kemudian mengirimkan laporan ke database covid internasional, GISAID, pada Selasa (8/3/2022), yang menandakan bahwa Deltracron telah dikonfirmasi secara resmi sebagai varian baru Covid-19.
Baca Juga: Gabungan Dua Varian Sekaligus, Pencegahan Deltacron Berbeda?
Dari temuan awal, para peneliti baru mengidentifikasi kasus infeksi Deltacron di Amerika Serikat, Prancis, Denmark, Inggris, dan Belanda.