Bank Dunia dan AIIB Kasih Utang Rp8,7 Triliun ke Indonesia Buat Proyek PLTA

Selasa, 15 Maret 2022 | 05:30 WIB
Bank Dunia dan AIIB Kasih Utang Rp8,7 Triliun ke Indonesia Buat Proyek PLTA
Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan pimpinan Bank Dunia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/2/2022). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Keuangan melalui Ditjen Perbendaharaan dan PT PLN Persero menandatangani Perjanjian Penerusan Pinjaman Luar Negeri/Subsidiary Loan Agreement atau PPLN/SLA dalam rangka Pembiayaan Development of Pumped Storage Hydropower in The Java-Bali System Project. Nilai pinjaman untuk proyek ini sebesar USD610 juta atau Rp8,7 triliun yang berasal dari Bank Dunia dan AIIB.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Hadiyanto dan Direktur Utama PT PLN di Jakarta, Senin (14/3/2022).

Selain bertujuan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek, PLTA Pumped Storage dengan kapasitas 1040 megawatt ini turut mendukung transisi energi dan pencapaian tujuan penurunan emisi karbon di Indonesia melalui Energi Baru Terbarukan/EBT.

Pemerintah juga berharap agar proyek ini nantinya dapat memberikan outcome dan impact langsung kepada masyarakat sekitar, baik berupa penyediaan tenaga kerja, ketersedian air bersih, kelestarian lingkungan, dan kemudahan dalam pemenuhan daya listrik bagi UMKM.

Baca Juga: Pengaruh Kuat Wanita di Perusahaan Startup, Bisa Hasilkan Pendapatan Lebih Tinggi

“Indonesia telah berkomitmen mempercepat transisi energi dengan mematok target bauran energi dari EBT sebesar 23 persen pada 2025 serta pemenuhan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujar dia.

Maka dari itu, lanjut Hadiyanto untuk mendukung komitmen tersebut dan selaras dengan fokus Energy Transitions Working Group, isu pendanaan yang menjadi prioritas G20 dalam transisi energi dapat diatasi oleh sumber pembiayaan yang disediakan Pemerintah dalam bentuk Penerusan Pinjaman Luar Negeri.

Pemberian penerusan pinjaman atau SLA telah memberikan manfaat yang luar biasa pada berbagai sektor. Beberapa di antaranya adalah;

1. Pembangunan infrastruktur pada sektor energi untuk pencapaian program energi listrik 35.000 megawatt melalui pembiayaan untuk transmisi, gardu induk, dan pembangkit listrik baik energi tidak terbarukan maupun energi terbarukan.

2. Sektor transportasi seperti jalan tol, KRL dan Mass Rapid Transit/MRT Jakarta.

Baca Juga: Bank Dunia Beri Pinjaman Rp10 Triliun untuk Ukraina dengan 'Keringanan'

3. Sektor kesehatan untuk pembangunan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

4. Sektor perdagangan untuk pembangunan pasar-pasar modern di berbagai daerah.

Hadiyanto pun berharap kepada PT PLN agar melaksanakan proyek-proyek yang dibiayai oleh SLA ini dengan sebaik mungkin dan wajib menekan seminimal mungkin potensi keterlambatan dalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut.

"Dengan dana yang begitu besar dan pekerjaan pembangunan PLTA Pumped Storage yang penuh tantangan, PT PLN diminta membuat jadwal dan mengawasi secara ketat setiap pengerjaan proyek. Dimulai sejak masa persiapan, pembangunan, hingga masa pemeliharaan proyek ini," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI