Suara.com - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa dan Bali Luhut Binsar Panjaitan memastikan kondisi Pandemi Covid-19 di Indonesia semakin membaik.
Luhut menjabarkan, tren kasus positif dan pasien Covid-19 yang harus dirawat inap terus menurun setiap harinya.
"Kondisi penanganan pandemi memberikan dampak yang begitu berarti dengan turunnya kasus tren kasus konfirmasi dan tingkat rawat inap secara nasional. Hari ini jumlah kasus berada di bawah 10 ribu, sementara jumlah kesembuhan mencapai lebih dari 39 ribu," kata Luhut dalam jumpa pers, Senin (14/3/2022).
Selain itu, Luhut menyebut penurunan kasus dan rawat inap di rumah sakit yang signifikan ini terjadi di seluruh wilayah Jawa dan Bali.
Baca Juga: Update Covid-19 RI 14 Maret: 9.629 Orang Positif, 39.296 Sembuh, 271 Meninggal
"Namun, pemerintah memberikan perhatian lebih pada tingkat penurunan angka kematian yang berjalan cukup lambat utamanya di wilayah Jawa Tengah," ucapnya.
Menurutnya, masih banyak pasien Covid-19 yang tidak selamat karena memiliki komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap di Jawa Tengah (Jateng).
"Untuk itu sekali lagi, Saya mengingatkan, bagi masyarakat yang memiliki komorbid atau lansia untuk segera dirawat di RS jika positif Covid-19," tegasnya.
Hari ini, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan kasus positif COVID-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 9.629 orang, sehingga total kasus positif Covid-19 mencapai 5.900.124 orang.
Kemudian ada tambahan 271 orang yang meninggal sehingga total menjadi 152.437 jiwa meninggal dunia. Lalu, ada tambahan 39.296 orang yang sembuh sehingga total menjadi 5.434.729 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Baca Juga: Perpanjangan PPKM Jawa-Bali: Jabodetabek Turun Jadi Level 2, Yogyakarta Masih di Level 4
Sementara kasus aktif atau orang yang masih dirawat turun 29.938 menjadi 312.958 orang, dengan jumlah suspek mencapai 10.611 orang.
Angka tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 195.229 spesimen dari 119.807 orang yang diperiksa hari ini, positivity rate hari ini mencapai 8,04 persen, jauh di atas standar WHO yakni 5 persen.