Suara.com - Wakil Ketua Sekretaris Jenderal Persadaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin kecewa dengan logo halal yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Novel menilai logo halal tersebut mirip dengan gunungan di pewayangan.
"Ini diduga menonjolkan unsur sara dan fanatik kesukuan yang berpotensi mengkotak-kotakan persatuan yang ada," kata Novel Bamukmin, Minggu (14/3).
Terkait hal ini, Novel mengatakan BPJPH yang berada di bawah Kementerian Agama pimpinan Yaqut Cholil Qoumas mesti berbenah.
Baca Juga: Logo Halal Baru, H-Trend UII: Seninya Dapat Tapi Komunikasi Publiknya Belum
Pentolan 212 ini mengatakan, dugaan fanatik kesukuan ini bisa berbahaya bagi persatuan.
"Memang Yaqut spesialis membuat kegaduhan dalam isu agama karena berada di jabatan strategis," katanya.
Oleh karena itu, PA 212 akan terus menyuarakan agar Menag Yaqut mundur dari jabatannya.
Novel mengatakan, sudah banyak kontroversi yang dilakukan Yaqut, mulai dari dugaan penghinaan agama sampai sekarang logo halal.
"Siapa pun di belakang Yaqut kami tak akan mundur," ucap Novel.
Baca Juga: Felix Siauw Kritik Logo Halal Kemenag, Bandingkan dengan Negara Tetangga yang Bukan Mayoritas Islam
Sebelumnya, Kementerian Agama melalui BPJPH menetapkan logo halal yang baru secara nasional.
Menag Yaqut menegaskan sertifikasi halal ke depannya bukan dipegang oleh MUI, melainkan pemerintah.
Sementara itu, Anggota DPR RI Fraksi Geridra Fadli Zon menyebut, tulisan halal dalam logo tersebut tidak terbaca jelas. Seharusnya, katanya, tulisan halal itu sendiri harus terlihat jelas.
"Seharusnya tulisan “Halal” bisa terbaca jelas (informatif) dan bukankah ada kaidah dalam penulisan kaligrafi?," Cuit Fadli Zon.
Fadli juga mengklaim, diseluruh dunia logo halal tetap terlihat jelas bahasa arabnya, tidak seperti logo halal Indonesia yang baru diperkenalkan tersebut.
"Karena itu logo “Halal” di seluruh dunia tetap jelas bahasa Arabnya, dengan brand warna hijau," tulis Fadli Zon.
Kader Partai Gerindra itu juga menyebut logo halal terbaru terkesan hanya berfokus pada budaya-budaya tertentu saja. Jadinya, malah menyembunyikan tulisan halal itu sendiri.
"Logo baru itu terkesan etnosentris dan kelihatan menyembunyikan tulisan “Halal”nya," pungkas Fadli.