Suara.com - Ketua Pembina Laskar Ganjar Puan (LGP), Mochtar Mohamad meyakini kubu oposisi akan sulit untuk mengusung calon di Pilpres 2024 mendatang.
Ia menjelaskan, sampai saat ini hanya PDI-Perjuangan yang memiliki tiket untuk maju Capres karena sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan Presiden atau presidential threshold. Sedangkan partai-partai lain belum membuat koalisi.
"Maka ini akan merugikan kandidat dan partainya," ujar Mochtar Mohamad kepada wartawan, Minggu (14/3/2022).
Menurutnya, berdasarkan perolehan kursi di DPR saat ini, kubu oposisi memiliki total 104 kursi dari Partai demokrat dengan 54 kursi dan PKS 50 kursi. Artinya, masih butuh satu partai dari koalisi pemerintah untuk ditarik ke oposisi karena syaratnya 115 kursi.
Baca Juga: Pengamat Soroti Nasib PDIP dan PAN, Diprediksi Bakal Ada yang Buntung di Pilpres 2024
Namun, ia meyakini kubu koalisi pemerintah enggan berpindah haluan karena kebanyakan nantinya ia prediksi akan mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Nampaknya, koalisi ini sulit terwujud dalam waktu dekat karena kepentingan kadernya di kabinet Jokowi dan gerbong partainya terlanjur tertarik magnet mas Ganjar - Pranowo," kata dia.
Dalam situasi seperti ini, tentunya partai-partai akan berpikir bagaimana caranya terhindar dari syarat presidential threshold 4 persen.
"Jalan satu-satunya adalah partai yang lebih awal bergabung dengan koalisi PDI Perjuangan berpotensi selamat dari parlement threshold," tambahnya.
Dari data survei SMRC pada 8-10 Februari 2022 yang dirilis 28 Februari 2022, apabila Pilpres dilaksanakan pada saat survei, Ganjar Pranowo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia, dengan rincian, Ganjar Pranowo 34,7 persen, Anies Baswedan 23,3 persen, Prabowo Subianto 21,9 persen dan yang belum menentukan pilihan 20,1 persen.
Baca Juga: Hasil Survei Terbaru PDIP Masih Untung, PAN Waspada Bisa Buntung Tanpa Amien Rais
"Kalau melihat presentase mas Ganjar dibanding dengan pesaing keduanya Anies Baswedan terpaut dua digit (11,4 persen). Biasanya formasi tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil Pilpres 14 Februari 2024 nanti," ucapnya.
Selain itu, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sampai saat ini belum menyatakan akan maju sebagai Capres. Jika ini terjadi, kemungkina koalisi pemerintah akan tetap jumlahnya dan oposisi sulit mengusung calon.
"Alasan-alasan tersebut nampaknya partai-partai akan lebih nyaman pada posisi koalisi pemerintah mendampingi PDI Perjuangan di Pilpres 2024," imbuhnya.