Suara.com - Penangkapan Indra Kenz perlahan-lahan mengungkap siapa pemilik Binomo sebenarnya. Indra Kenz ditangkap karena kasus penipuan berhubungan dengan aplikasi Binomo. Lalu siapa pemilik Binomo sebenarnya?
Binomo sendiri merupakan aplikasi platform trading online penyedia aset berupa uang asing (forex), saham, emas, dan perak. Platform Binomo sudah tersedia di lebih dari 130 negara, termasuk Indonesia. Lantas, karena kasus Indra Kenz yang menyeret aplikasi Binomo ini, maka siapa pemilik Binomo pun jadi perbincangan.
Kejelasan mengenai siapa pemilik Binomo ini bisa dimulai dari membaca binomogroup.com. Ada paparan yang menyatakan Binomo dimiliki oleh perusahaan broker bernama Tiburon Limited dan berkantor pusat di Seychelles, Afrika Timur.
Sementara itu dalam sebuah video milik Ferry Irwandi di kanal YouTubenya, dijelaskan bahwa pemilik Binomo adalah perusahaan asal Rusia yang juga memiliki cabang di pulau Karibia.
Baca Juga: Apa Itu Restitusi? Cara Korban Doni Salmanan-Indra Kenz Bisa Mendapatkan Ganti Rugi
"Setelah gua cari tahu, gua investigasi, ternyata Binomo ini dimiliki sama perusahaan yang namanya Dolphin LLC. Dan ketika gua cari tahu Dolphin LLC ini ternyata adalah perusahaan obat, yang ada di Rusia," ujar Ferry Irwandi.
Menurut penjelasan Ferry, Binomo-nya sendiri berada di pulau Karibia di negara yang bernama Saint Vincent and the Grenadines. Sebuah negara yang sangat kecil yang berada di lautan lepas, negara tax haven atau negara tempat berlindung bagi para wajib pajak.
"Dia mau bawa lari uang lu ya, tinggal (menjentikkan jari), and gone," kata Ferry.
Namun belum ada keterangan pasti mengenai siapa pemilik Binomo ini sebenarnya. Kita hanya bisa mengetahui sosok pria yang mengiklankannya.
Sosok itu karakter bernama Budi Setiawan yang diperankan oleh Yosua Putra. Iklan berdurasi 2,5 menit Binomo itu sukses menarik perhatian massa. Narasinya yang mengundang perhatian berbunyi, “Jutaan orang bahkan tak sadar jika mereka dapat menghasilkan seribu US Dollar dalam satu hari tanpa pergi dari rumah. Lalu, Anda adalah satu diantara mereka”.
Baca Juga: Potret Lawas Indra Kenz Tampil saat Launching Honda CBR150R dan Bawa Piala, Pernah Jadi Sales Motor?
Dari narasi ini, Binomo menjadi terkenal dan mulai banyak investor yang bergabung ke dalam aplikasi. Bagaimana tidak, mereka membayangkan satu hari bisa memperoleh sedikitnya Rp1 juta. Maka dalam 30 hari saja sudah bisa Rp30 juta. Itu pun baru penghitungan minimalnya.
Kembali ke permasalahan siapa pemilik Binomo yang asli. Pemilik Binomo yang asli ternyata tidak berkaitan dengan Budi Setiawan, sosok yang mengiklankan Binomo atau pun Indra Kenz, influencer yang juga mengiklankan Binomo.
Budi Setiawan sendiri adalah seorang drummer band Steven Jam. Dia tidak sengaja mendapatkan tawaran membintangi iklan ketika datang ke Rusia. Karena merasa bayaran yang ditawarkan sepadan, Budi menerimanya.
Dalam platform binomogroup.com dijelaskan kalau Binomo sudah memiliki ijin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia. Binomo resmi beroperasi di Indonesia tahun 2014. Namun OJK sendiri telah menegaskan bahwa Binomo termasuk ilegal karena tidak mempunyai izin sebagai pialang berjangka komoditi di Indonesia.
Perlu diketahui, bahwa segala macam bentuk pialang berjangka komoditi entah itu trading, kripto dan semacamnya perlu mendapat izin dari OJK dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Bahkan sejak awal tahun 2021 lalu, Binomo dan OctaFX termasuk dalam daftar hitam Bappebti.
Sekarang, ketika Indra Kenz dan Doni Salmanan ditangkap atas kasus penipuan, orang-orang mulai mengulaik siapa pemilik Binomo sebenarnya.
Indra Kenz sendiri mengakui telah keliru menyampaikan bahwa Binomo merupakan opsi biner legal yang memiliki izin resmi dari badan keuangan di Indonesia tahun 2019. Sekarang, Binomo telah resmi diblokir oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Kejelasan mengenai siapa pemilik Binomo masih perlu waktu untuk terungkap. Dugaan sementara, aplikasi tersebut digerakkan oleh orang yang berada di Indonesia namun menggunakan server luar negeri.
Kontributor : Mutaya Saroh