Suara.com - Melalui sebuah cuitan di akun media sosial, Fahri Hamzah mengkritik DPR yang dinilai bungkam menyikapi tindakan aparat penegak hukum yang diduga melakukan penindakan di luar proses hukum atau extra judicial.
Melansir Terkini.id -- jaringan Suara.com, terkait hal itu pula, menurut Wakil Ketum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah pengawasan yang lemah dari Senayan membuat aparat hukum lebih ugal-ugalan melakukan tindakan extra judicial.
Mestinya para wakil rakyat di Senayan berani berbicara lantang karena mereka punya hak imunitas.
"Seharusnya yang punya kekebalan, melawan sekuat tenaga bukannya malah diam seribu bahasa," kata Ketua DPR RI periode 2014-2019 itu di Twitter akun @Fahrihamzah.
Baca Juga: Heboh! Pengakuan Tetangga, Teroris yang Ditembak Mati di Sukoharjo Pernah Sebut Shalawatan Sesat
Fahri mengaku sedih menyaksikan para anggota DPR yang seharusnya melakukan pengawasan, justru menonton seluruh tindakan semena-mena aparat hukum.
"Lama-lama kita (Fahri Hamzah) curiga bahwa sebetulnya mereka bersekongkol," tutur mantan legislator Komisi III DPR RI itu.
Selain itu, Fahri hingga kini masih menunggu inisiatif dari 575 anggota DPR RI atau fraksi yang mewakili seluruh parpol peserta pemilu 2019, berani menggunakan hak imunitas mempersoalkan extra judicial dari aparat hukum.
"Begitu banyak hak lainnya untuk membongkar tindakan-tindakan sewenang-wenang dan extra judicial di lapangan," cetus pria kelahiran Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Persoalan extra judicial mencuat setelah tewasnya Dokter Sunardi yang ditembak Densus 88 Antiteror Polri di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca Juga: Baru Dilantik, Kepala Otorita IKN Nusantara Diingatkan Hal Ini oleh Hetifah Syaifudian
Penampakannya saat Disidang Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Fadli Zon menyinggung keadilan, seperti tertuang dalam sila ke-2 Pancasila menyikapi tewasnya dokter Sunardi oleh Densus 88.
"Seharusnya kemanusiaan yang adil dan beradab, tetapi praktiknya kebiadaban yang tidak adil tanpa kemanusiaan," tulisnya di Twitter akun @fadlizon.