Bukan mentalitas Perang Dingin yang memicu invasi di Ukraina, kata dia, melainkan semata keputusan pemerintah Rusia.
"Tidak ada sedikitpun ancaman dari pihak Ukraina,” terhadap Rusia, kata Lubina lagi.
Sebab itu, dia menganggap pernyataan Cina soal mentalitas Perang Dingin sebagai omong kosong.
Dia sebaliknya menilai Cina tidak hanya terjebak pola pikir perang dingin, tetapi juga bertindak selaras.
"Karena mereka (Cina dan Rusia) meyakini negara-negara menengah dan kecil tidak pantas punya agendanya sendiri. Saya bahkan berani berkata bahwa tidak akan ada perang seandainya Rusia menanggap serius Ukraina. Karena mereka pastinya juga akan menganggap serius militer Ukraina,” katanya.
Dalam sudut pandang tersebut, negara-negara seperti Ukraina atau Taiwan tidak memiliki hak untuk menentukan nasib, dan sebabnya harus tunduk pada kekuatan yang lebih besar.
Hal ini pernah diungkapkan bekas Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi pada 2010 silam di hadapan negara-negara Asia Tenggara, betapa "Cina adalah negara besar. Negara lain lebih kecil. Ini adalah fakta,” kata dia. rzn/as

Baca Juga: Warga Inggris Bakal Dapat Tunjangan Rp 6,53 Juta Per Bulan Jika Mau Tampung Pengungsi Ukraina