Erbil, Ibu Kota Otonomi Kurdistan Di Irak Dihantam Roket, Pejabat AS Tuding Milisi Sekutu Iran Bertanggung Jawab

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 13 Maret 2022 | 10:57 WIB
Erbil, Ibu Kota Otonomi Kurdistan Di Irak Dihantam Roket, Pejabat AS Tuding Milisi Sekutu Iran Bertanggung Jawab
Salah satu roket menghantam bandara di Baghdad Irak [Foto: ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa roket menghantam ibu kota wilayah otonomi Kurdistan di Irak, Erbil, pada Minggu (13/3). Sejauh ini tidak ada korban jiwa dari insiden tersebut, menurut pejabat Kurdi.

Dilansir dari Antara yang mengutip Reuters, Minggu, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan dengan anonim bahwa tidak ada korban militer AS yang disebabkan oleh serangan itu.

Di masa lalu, pasukan AS yang ditempatkan di kompleks bandara internasional Erbil mendapat serangan roket.

Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran bertanggung jawab atas serangan itu.

Baca Juga: Kerahkan Jet Tempur, Turki Gempur Gudang Senjata dan Kamp Pelatihan Milisi Kurdi di Irak dan Suriah

Juru bicara otoritas regional mengatakan tidak ada gangguan penerbangan di bandara Erbil.

Warga Erbil mengunggah video di aplikasi daring yang menunjukkan beberapa ledakan besar. Ledakan itu mengguncang rumah mereka.

Reuters tidak dapat memverifikasi video tersebut secara independen.

Juru bicara pemerintah daerah Kurdi mengatakan tidak ada korban jiwa.

Situasi di Irak tidak stabil sejak kekalahan ISIS pada 2017 oleh koalisi pimpinan AS dan kelompok bersenjata yang didukung Iran.

Baca Juga: Kisah Ikan yang Dibawa Soekarno Jadi Ikon Kuliner Populer di Irak

Sejak itu, milisi yang bersekutu dengan Iran secara teratur menyerang situs militer dan diplomatik AS di Irak, kata AS. Iran membantah terlibat dalam serangan itu.

Partai-partai politik Irak, yang sebagian besar memiliki kelompok bersenjata, juga terlibat dalam pembicaraan sengit mengenai pembentukan pemerintahan setelah pemilihan pada Oktober.

Milisi yang dekat dengan Iran memperingatkan bahwa mereka akan menggunakan kekerasan jika mereka tidak termasuk dalam koalisi yang berkuasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI