Suara.com - PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung memaksimalkan sisa pengolahan batu bara atau fly ash bottom ash (FABA) dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai bahan baku pendukung pembangunan infrastruktur.
Asisten III Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Yunan Helmi menuturkan, kerja sama ini menjadi bukti bahwa PLN berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Bangka Belitung.
"Kami berharap bahwa dengan penandatanganan MoU ini, pelaksanaan sinergi dapat terlaksana dengan baik salah satunya dengan pemanfaatan FABA ini, untuk mendukung pembangunan infrastruktur," ujar Yunan.
Senior Manager Perencanaan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Babel, Faisal Muslim menuturkan, potensi dan nilai manfaat FABA sangat besar untuk dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat atau UMKM. Selain itu pemanfaatan FABA ini sangat mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi baik daerah maupun nasional.
Baca Juga: Warga Perumahan Cendana Tolak Pembangunan SUTT, Uba Ingan Sigalingging: PLN Jangan Paksakan Kehendak
Di Babel, FABA telah masif digunakan sebagai material dasar paving block dan batako oleh UMKM, pembangunan jembatan di akses masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Gunung Sadai Kabupaten Belitung, pembuatan tetrapod breakwater dan beton tanggul laut (seawall) di PLTU Suge Belitung untuk meminimalisir potensi abrasi garis pantai.
Begitu pula FABA dari PLTU Air Anyir juga dimanfaatkan peningkatan fasilitas serta renovasi infrastruktur di Bangka Belitung. Salah satunya dimanfaatkan untuk pengecoran fasilitas jalan di SMAN 1 Bakam seluas 580 m2. Dengan komposisi 70 persen FABA, 15 persen pasir dan 15 persen semen.
Penggunaan material FABA sebagai bahan dasar beton dapat menghemat sekitar 40 persen dibandingkan dengan beton konvensional dengan tetap mendapatkan mutu yang sama dengan mengutamakan prinsip 4M (Mudah, Murah, Mutu dan Masif).
"Pengecoran jalan dengan memanfaatkan FABA di SMAN 1 Bakam ini merupakan salah satu program CSR PLN di Bangka Belitung," terangnya.
Di sisi lain, PLN berkomitmen mengedepankan upaya ekonomi sirkular bersama masyarakat melalui anak usahanya yaitu PT Energy Management Indonesia (EMI) yang bergerak di bidang Konservasi Energi dan Lingkungan.
Ekonomi sirkular adalah konsep ekonomi dalam alur lingkaran tertutup, untuk menggunakan sumber daya, bahan baku maupun produk jadi yang bisa dipakai ulang untuk selama mungkin.
Pada pelaksanaan program waste management seperti pengelolaan FABA untuk program CSR ini, PT EMI turut berperan melakukan pendampingan kepada pemangku kepentingan agar pemanfaatan FABA semakin memberikan dampak positif bagi masyarakat di Provinsi Kepulauan Babel.
“Peranan PT EMI dalam kegiatan ini merupakan salah satu langkah nyata komitmen PT EMI untuk mendukung upaya ekonomi sirkuler bersama masyarakat serta memperkuat transformasi green & clean energy yang sudah berjalan di lingkungan PLN Grup," ucap Direktur Operasional dan Pengembangan Usaha PT EMI, Antonius Aris Sudjatmiko.
Saat ini PT EMI sedang melakukan kajian intensif bersama PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) untuk pemanfaatan FABA yang mudah, murah, dan masif, terutama pemanfaatan FABA untuk reklamasi lahan pasca tambang, pengembangan infrastruktur di pedesaan serta mendorong munculnya sektor perekonomian baru dan penyerapan tenaga kerja.