Indonesia Terapkan Prinsip Bebas Aktif Dalam Menyikapi Krisis Rusia-Ukraina

Sabtu, 12 Maret 2022 | 05:34 WIB
Indonesia Terapkan Prinsip Bebas Aktif Dalam Menyikapi Krisis Rusia-Ukraina
Satu keluarga melintasi rel kereta api untuk mengungsi dengan kereta dari stasiun kereta Lviv, Ukraina barat (5/3/2022). [AFP/Daniel LEAL].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam webinar "Krisis Rusia-Ukraina: Posisi dan Peran Indonesia dan ASEAN" di Jakarta, Jumat (11/3/2022), Winardi Hanafi Lucky, Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri menyatakan Indonesia konsisten dengan prinsip bebas aktif dalam menyikapi krisis yang terjadi di Ukraina. Demikian dikutip dari kantor berita Antara.

"Bebas aktif bukan berarti netral aktif, tetapi memberikan sumbangan baik dalam bentuk pemikiran maupun bantuan terhadap penyelesaian konflik," tukasnya.

Terkait posisi Indonesia dalam krisis Ukraina, pemerintah menegaskan bahwa Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina karena kedua negara adalah sahabat Indonesia, kata Winardi Hanafi Lucky.

Menurutnya, masyarakat Indonesia tetap perlu bersatu untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia.

Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina, Elon Musk Ingatkan Soal Pasokan Minyak Dunia serta Reaktor Nuklir

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk mencermati isu Ukraina dengan bijak sehingga tidak menimbulkan perpecahan di antara sesama bangsa Indonesia.

Winardi Hanafi Lucky mengatakan bahwa prinsip bebas aktif tidak identik dengan sikap netral, melainkan bebas bersikap sesuai dengan kepentingan nasional.

Sikap Indonesia dalam krisis Rusia-Ukraina bukan sekadar mengikuti negara lain, melainkan berkepentingan untuk menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap norma hukum internasional.

Indonesia akan terus mendorong agar penggunaan kekuatan dapat dihentikan dan semua pihak dapat menyelesaikan sengketa, demikian disebutkan Winardi Hanafi Lucky.

Indonesia menilai bahwa langkah terbaik menyikapi situasi kedua negara adalah dengan deeskalasi sehingga proses perundingan dapat berjalan lebih efektif dan memungkinkan dibukanya jalur kemanusiaan.

Baca Juga: Timur Sardarov, Bos MV Agusta Menulis Surat Terbuka: Rusia dan Ukraina Adalah Saudara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI