Kasat Intel Polres Jakpus Berdarah-darah Dipukul Pendemo Tolak DOB Papua, KSP: Nodai Tujuan Aksi Demonstrasi

Jum'at, 11 Maret 2022 | 17:08 WIB
Kasat Intel Polres Jakpus Berdarah-darah Dipukul Pendemo Tolak DOB Papua, KSP: Nodai Tujuan Aksi Demonstrasi
Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon dilaporkan terluka dalam peristiwa tersebut. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani menyesalkan adanya aksi demonstrasi yang ingin menyuarakan penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua yang disertai dengan aksi pemukulan terhadap aparat yang melakukan penanganan secara persuasif. Dilaporkan bahwa Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon terluka akibat pelemparan batu oleh salah satu massa aksi.

Aparat kepolisian dibantu TNI akhirnya berusaha membubarkan massa aksi dan melakukan penangkapan terhadap pelaku penyerangan.

“Aparat keamanan yang bertugas harus dihormati, karena mereka sudah memberikan kesempatan kepada massa aksi menyampaikan aspirasi. Penggunaan kekerasan terhadap aparat yang melarang mereka melakukan aksi di Ring Satu Istana Negara yang bersamaan dengan waktu ibadah salat Jumat sangat menodai tujuan aksi demonstrasi untuk menyalurkan aspirasi,” kata Jaleswari di Jakarta, Jumat (11/4/2022).

Jaleswari menegaskan bahwa massa aksi yang mengklaim membawa aspirasi penolakan DOB harus mengikuti ketentuan perundang-undangan dalam penyaluran aspirasi. Jaminan kebebasan yang diberikan negara tidak serta merta diartikan memperbolehkan adanya aksi demonstrasi yang disertai kekerasan, perusakan dan penyerangan aparat yang bertugas melakukan pengamanan.

Baca Juga: Demo Tolak Pemekaran Papua di Kantor Kemendagri Berujung Bentrok, Sejumlah Mahasiswa Ditangkap

Kebijakan DOB di provinsi Papua dan Papua Barat yang akan dilakukan pemerintah berdasarkan aspirasi masyarakat merupakan upaya pemerataan pembangunan dan pelayanan di wilayah yang memiliki luas hampir empat kali lipat pulau Jawa ini.

Pelayanan umum kependudukan dan lainnya yang selama ini terpusat hanya di ibukota provinsi Papua dan provinsi Papua Barat dapat dibangun dan disebar di ibukota provinsi-provinsi baru, tanpa ada kendala waktu, jarak, biaya dan kesulitan transportasi. Pembangunan berbasis aspirasi dan wilayah adat dapat lebih mudah diwujudkan.

“Sekali lagi, silakan menyalurkan aspirasi, karena ini adalah negara demokrasi. Tetapi segala bentuk aksi kekerasan tidak akan ditolerir dan akan berhadapan dengan proses hukum.” tegas Jaleswari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI