Ketua Fraksi Demokrat DPR ini menyampaikan bahwa ini adalah realitas kejadian yang ditemui di Kabupaten Ngawi ketika dirinya melakukan reses.
Ia melihat langsung di lapangan bahwa masyarakat merasa kesulitan dan mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan pokok, seperti kedelai, cabai, daging, dan yang paling gaduh adalah minyak goreng.
"Harga minyak goreng belakangan ini memang berubah-ubah dan terjadi kelangkaan. Di Kabupaten Ngawi, saya bertanya dengan kepala pasar dan para pembeli untuk harga eceran tertinggi sebesar 14 ribu hingga 17 ribu rupiah," kata Ibas.
"Akan tetapi, realitanya masyarakat masih harus membeli minyak goreng dengan harga yang lebih dari itu, bisa sampai 20 ribu hingga 30 ribu," sambungnya.
Di sela-sela operasi pasar, Ibas juga menyempatkan waktunya untuk berdialog langsung dengan para pedagang yang sedang mengantre.
"Mahal, Pak! Kalau kemarin seliter harganya Rp20.000 dan bisa lebih," kata salah satu pedagang saat Ibas menanyakan harga minyak goreng.
"Naiknya lumayan, ya, berarti. Hari ini ikut beli di pasar murah tapi jangan borong banyak-banyak, ya, biar yang lain juga kebagian. Satu orang dua liter cukup," balas Ibas.
Ibas mengaku pihak akan menyambut baik atas segala aksi nyata para produsen serta pemerintah pusat dan daerah dalam menyikapi masalah ini.
"Kami sebagai wakil rakyat akan terus menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah untuk dicarikan solusi cepat dan terbaiknya," ujarnya.
Baca Juga: Produsen Tahu Tertipu Saat Beli Minyak Goreng: Hati-hati Kalau Beli dari Jeriken