Suara.com - Sebanyak enam Pusat Kolaborasi Riset (PKR) menerima pendanaan PKR gelombang I tahun 2022 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menjelaskan PKR adalah Pusat Riset yang menjadi wadah kolaborasi pelaksanaan riset dan inovasi bertaraf internasional.
Handoko menyebut PKR ini merupakan skema penguatan kapasitas dan kompetensi riset pada bidang riset spesifik dengan mengoptimalkan SDM yang telah ada di kampus mitra sebagai lokasi PKR dan Pusat Riset (PR) terkait di BRIN.
“Skema ini memungkinkan BRIN memperkuat riset pada topik-topik tertentu yang bersifat strategis secara efisien. PKR BRIN dengan perguruan tinggi akan diperlakukan sama halnya seperti PR reguler di dalam BRIN, termasuk dalam akses penuh ke semua skema fasilitasi SDM dan riset,” kata Handoko dalam jumpa pers, Jumat (11/3/2022).
Baca Juga: Kembangkan Pemodelan Tsunami Merah Putih, Kepala BMKG: Prediksi Nantinya Jauh Lebih Tajam
Keenam PKR tersebut antara lain; PKR Bio Sensor dan Bio Device untuk pengendalian penyakit tropis dan wabah penyakit, PKR Bio Film, PKR Kosmetik Nano Berbasis Bio Massa, PKR Metabolomic Fungsional Bio Marker, PKR Biomaterial dari Sumber Daya Hayati Kelautan, PKR Biorefinery.
Plt. Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi, Agus Haryono menambahkan, di dalam PKR akan ada mekanisme kolaborasi dan kerja sama dalam pelaksanaan pengembangan riset dan inovasi dengan pemanfaatan sumber pendanaan bersama, serta memungkinkan untuk memenuhi kegiatan yang diamanatkan.
“Kolaborasi terfokus pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin, dengan standar hasil yang sangat tinggi dan relevan dengan kebutuhan pengguna iptek,” jelasnya.
PKR menghasilkan output riset yang maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang jauh melebihi miliknya, yaitu dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang berada di masing-masing pihak yang terlibat dalam kolaborasi riset tersebut, seperti sumber daya di perguruan tinggi, BRIN, dan atau industri.
Baca Juga: BRIN Dorong Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Sains