Suara.com - PT PP Presisi Tbk (PPRE) meraup laba bersih pada tahun 2021 sebesar Rp 146,8 miliar. Angka itu melesat 26,7% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 115,8 miliar.
Direktur Utama PT PP Presisi, Rully Noviandar mengatakan, pencapaian Laba Bersih tersebut dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan sebesar 20,1% menjadi Rp 2,8 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,3 triliun.
Ia memaparkan, pada tahun 2021 perolehan pendapatan masih dikontribusi dari lini bisnis konstruksi sebesar 66%. Pencapaian tersebut sebagian besar berasal dari penyelesaian dan progress proyek-proyek infrastruktur seperti Bendungan Way Sekampung, Sirkuit Mandalika, Patimban Port, Kawasan Industri Batang, Rehabilitasi Jalan Pamanukan – Palimanan, PLTU Sulut Site Development, serta Jalan Tol Semarang Demak.
"Sedangkan untuk lini bisnis Jasa Pertambangan memberikan kontribusi sebesar 16%, meningkat dari tahun sebelumnya hanya sebesar 1%. Pendapatan dari lini Jasa Tambang tersebut berasal dari progress proyek Hauling Road Upgrading Weda Bay Nickel, Hauling Services Weda Bay Nickel serta Pekerjaan Jasa Tambang Nikel Morowali," ujar Rully dalam keterbukaan informasi, Kamis (10/3/2022).
Baca Juga: PT PP Presisi Raih Kontrak Baru Rp 101 Miliar Garap Peningkatan Jalan di Mojokerto
Direktur Keuangan Manajemen Risiko dan HCM PT PP Presisi Benny Pidakso mengatakan, perseroan juga membukukan bagian laba joint venture proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri yang mana anak usaha, LMA menjadi kontraktor utama sekaligus lead of consortium sebesar Rp 79,7 miliar, meningkat sebesar 55,1% dari sebelumnya Rp 51,4 miliar.
"Seiring dengan peningkatan pendapatan dan juga kontribusi laba joint venture tersebut, EBITDA perseroan dibukukan meningkat menjadi Rp 936,9 miliar dari sebelumnya Rp 907,4 miliar. Operating cash flow juga mengalami peningkatan dengan dibukukannya cash flow operasi positif sebesar Rp 248,9 miliar meningkat dari sebelumnya Rp 240,5 miliar (2020)" ungkap Benny.
Benny menyatakan, posisi keuangan perseroan mengalami penguatan dengan adanya peningkatan total aset sebesar 3,9% dari Rp 6,77 triliun menjadi Rp 7,03 triliun.
Total pinjaman juga mengalami peningkatan sebesar 10,2% dari Rp 2 triliun menjadi Rp 2,2 triliun seiring dengan peningkatan kapasitas pendanaan perseroan untuk pembiayaan modal kerja, yang mayoritas digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek jasa tambang.
"Total ekuitas juga meningkat sebesar 13,1% dari Rp 2,84 triliun (31 Des 2020) menjadi Rp 2,98 triliun (31 Des 2021),sebagai imbas dari adanya peningkatan EAT mencapai 23,2% yang juga memberikan kenaikan pada Laba Per Saham Dasar sebesar 31,24% dari sebelumnya 5,73 (31 Des 2020) menjadi 7,52 (31 Des 2021)," kata Benny.
Baca Juga: PPRE Fokus Garap Konstruksi di Sektor Jasa Pertambangan