Redaktur Suara.com Berbagi Tips Menulis Artikel Story Telling dan Produksi Video Keberagaman

Muhammad Yunus Suara.Com
Kamis, 10 Maret 2022 | 17:23 WIB
Redaktur Suara.com Berbagi Tips Menulis Artikel Story Telling dan Produksi Video Keberagaman
Asisten Redaktur Pelaksana Reza Gunada menyampaikan materi penulisan dalam Workshop FORB Media Friendly yang digelar di Kantor Suara.com, Kamis (10/3/2022). [Suara.com/Septian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asisten Redaktur Pelaksana Suara.com Reza Gunadha dan Koordinator Video Editor Suara.com Yulita Futty berbagi tips dan trik membuat konten yang menarik. Dalam mendukung isu keberagaman di Indonesia.

Reza Gunadha membagikan pengalaman membuat berita bertutur atau story telling. Gaya penulisan bertutur penting, agar tulisan yang disajikan bisa menyentuh pembaca. Bahkan wartawan atau penulis diharapkan bisa terlibat dalam proses di lapangan.

"Merasakan langsung apa yang dirasakan narasumber atau korban," ungkap Reza.

Editor Video Suara.com Yulita Futty memperagakan cara menggunakan ponsel pintar dalam pengambilan gambar. Materi tersebut disampaikan dalam Workshop FORB Media Friendly di Kantor Suara.com, Jalan Mega Kuningan Timur, Jaksel pada Kamis (10/3/2022). [ Suara.com/Septian]
Editor Video Suara.com Yulita Futty memperagakan cara menggunakan ponsel pintar dalam pengambilan gambar. Materi tersebut disampaikan dalam Workshop FORB Media Friendly di Kantor Suara.com, Jalan Mega Kuningan Timur, Jaksel pada Kamis (10/3/2022). [ Suara.com/Septian]

Menulis berita bertutur hampir sama dengan membuat film. Dimulai dengan prolog yang menggambarkan detil setiap adegan, menyajikan konflik atau aksi yang meningkat, hingga klimaks ke puncak cerita.

Baca Juga: Jurnalis Harus Kritis Memilih Narasumber Kompeten Terkait Isu Keberagaman

"Namanya busur narasi," ungkap Reza.

Reza memberikan banyak contoh tulisan gaya bertutur yang mampu memberikan dampak. Ketimbang berita yang dituliskan dengan cara yang biasa-biasa saja.

Seperti tulisan wartawan Amerika yang rela menjadi sipir selama satu tahun. Agar bisa menggali kehidupan narapidana lebih detil dalam penjara. Serta liputan pemerasan oleh oknum Kejaksaaan di Lampung oleh wartawan Suara.com.

"Beritanya viral dan bikin wartawan Suara.com sempat mendapat ancaman," kata Reza.

Reza mengajak peserta pelatihan dari sejumlah media lokal di Indonesia membiasakan menulis berita gaya bertutur. Karena pembacanya tidak kalah dengan pembaca berita viral.

Baca Juga: Melek Kesetaraan Gender Bareng SEJUK, Publik Harus Setop Objektifikasi Perempuan

Sementara, Yulita Futty mengatakan konten video mengutamakan kecepatan, dan aktualitas. Dalam pembuatannya juga hampir sama dengan membuat berita story telling. Ada perencanaan, riset, pengambilan gambar, editing, hingga distribusi di media sosial.

Peserta harus membuat alur cerita sebelum membuat karya video.

"Dapat dibuat dalam tiga alur. Alur maju, mundur, dan alur maju mundur," kata Futty.

Faktor alat juga harus dipersiapkan dengan baik. Seperti kamera, pencahayaan, dan alat perekam suara.

Selanjutnya wartawan atau videografer harus memahami teknik pengambilan gambar di lapangan agar waktu di lapangan tidak banyak terbuang.

Kemudian lokasi, cara pengambilan gambar, dan adegan yang akan didokumentasikan sudah disiapkan dengan baik.

Setelah pengambilan video selesai. Penting juga memberikan voice over.

"Nyawa dalam video, tidak membosankan, lebih dekat dengan penonton, dan memperjelas isi konten,"

Voice over terbukti membuat video yang disebar di media sosial lebih disukai.

Untuk diketahui, acara tersebut merupakan bagian dari Pelatihan FORB Friendly media yang  digelar dengan menerapkan protokol kesehatan di Kantor Suara.com, Kawasan Mega Kuningan Jalam Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan.

Pelatihan digelar selama dua hari, Rabu-Kamis, 9-10 Maret 2022. Menghadirkan para pembicara profesional dari bidangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI