MUI Kritik Kriteria Penceramah Radikal, Politisi Nasdem Pasang Badan: BNPT Sudah Tepat

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 09 Maret 2022 | 11:28 WIB
MUI Kritik Kriteria Penceramah Radikal, Politisi Nasdem Pasang Badan: BNPT Sudah Tepat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Nasdem, Ahmad Sahroni membela Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) usai dikritik Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal daftar nama penceramah radikal.

Melansir Terkini.id -- jaringan Suara.com, Sahroni mengatakan jika apa yang dikelurakan BNPT terkait penceramah radikal itu sudah tepat, dia pun mempertanyakan sisi blunder yang disampaikan MUI kepada BNPT.

Namun menurut Sahroni, jika MUI melihat ada sisi blunder dari pernyataan BNPT mengenai penceramah radikal, maka itu sah-sah saja.

"BNPT sudah tepat. Kriteria yang dikeluarkannya itu merupakan bentuk preventif terhadap pencegahan terorisme yang memang sudah menjadi job desk mereka. Jika MUI melihat itu blunder, ya silahkan saja, tapi dilihat blunder dari mananya?" ucap Sharoni, seperti dikutip Terkini.id, Selasa 8 Maret 2022.

Baca Juga: Daftar Penceramah Radikal Beredar di Media Sosial, KSP Minta Masyarakat Tidak Terpancing Informasi Belum Jelas

Sharoni menilai jika aksi para penceramah radikal sudah semakin mengkhawatirkan dalam beberapa waktu terakhir.

Menurutnya, pemerintah meminta masyarakatnya untuk berhati-hati merupakan hal yang wajar dilakukan.

"Menurut hemat saya, ini bukan sesuatu yang patut diributkan ya. Sangat wajar kok jika pemerintah maupun BNPT mewanti-wanti, meminta kita hati-hati dengan adanya penceramah radikal," ujarnya lagi.

"kenapa? Karena tidak bisa dipungkiri, penyebaran paham radikalisme dan ekstrimisme di Indonesia terus meningkat," imbuhnya.

Sahroni menambahkan jika aksi penceramah radikal dan ekstrimisme sangat berbahaya dan dapat dilihat dari banyaknya penceramah yang masuk dalam paham tersebut yang ditangkap.

Baca Juga: Pelaksanaan Sidang IPU Bali Komitmen Terapkan Green Agenda

Menurut dia, hal ini sangat berbahaya dan ancamannya bisa sampai kepada keamanan demokrasi di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI