Audiensi dengan Perwakilan UNHCR Soal Perpindahan ke Negara Ketiga, Pengungsi Afghanistan Tak Dapat Jawaban Memuaskan

Selasa, 08 Maret 2022 | 22:05 WIB
Audiensi dengan Perwakilan UNHCR Soal Perpindahan ke Negara Ketiga, Pengungsi Afghanistan Tak Dapat Jawaban Memuaskan
Pengungsi Afghanistan membawa kertas berisi pesan saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung UNHCR, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (24/8/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perwakilan pencari suaka asal Afghanistan melakukan audiensi dengan pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia. 

Audiensi tersebut digelar di Kantor UNHCR, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan pada Selasa (8/3/2022).

Salah satu pencari suaka asal Afghanistan, Rehme mengatakan, belum ada jawaban yang memuaskan dari pihak UNHCR terkait perpindahan ke negara ketiga dari hasil audiensi tersebut .

"Tadi kita sudah diskusi sama officer UNHCR tentang process dan pindah kita ke negara ketiga tapi masih kita tidak dapat jawaban yang tertentu," ujar Rehme kepada Suara.com, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga: Minta Tolong ke Jokowi, Imigran Afghanistan: Kami 10 Tahun di Sini Tak Boleh Kerja, Kuliah Masih Belum Jelas!

Meski begitu, pihak UNHCR akan melakukan upaya membantu para pengungsi Afganistan.

"Cuma officer (UNHCR) bilang, UNHCR akan berusaha untuk berubah situasi pengungsi. Kita dengar dari UNHCR mereka akan berusaha bantu pengungsi itu saja," ucap Rehme salah satu perwakilan audiensi dengan UNHCR. 

Hal yang sama dikatakan Hussein, salah satu pencari Suaka asal Afghanistan. Ia mengungkapkan, pihak UNHCR tidak memberikan jawaban yang memuaskan tentang tuntutannya usai melakukan aksi damai dan audiensi.

Pihak UNHCR kata Hussein, menyampaikan bahwa tuntutan untuk memberangkatkan para pengungsi ke negara ketiga yang terbebas dari konflik perang, tergantung dari penerimaan hukum imigrasi negara ketiga.

"Sayangnya, kami tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. mereka mengatakan bahwa mencoba yang terbaik. janji mereka yang biasa. kemudian mereka mengatakan itu tergantung pada penerimaan hukum imigrasi negara ketiga," papar Hussein.

Baca Juga: Perjuangan Pencari Suaka Asal Afghanistan di Jakarta: Saya Minta Tolong ke Presiden Jokowi

Namun faktanya, Perwakilan UNHCR di Jakarta tidak pernah mencoba memproses kasus dari tahun 2018. 

"Karena hukum seorang pencari suaka harus diwawancarai dalam waktu 12-18 bulan. tetapi bahkan ribuan pencari suaka menunggu sekitar tujuh tahun untuk wawancara. Kami memiliki ribuan pengungsi yang mereka tunggu sekitar sebelas tahun untuk dimukimkan kembali setelah mendapatkan kartu pengungsi," katanya.

Bahkan, kata Hussein, ada 15 belas pengungsi dari berbagai kota melakukan bunuh diri karena stres akibat kurangnya perhatian dari UNHCR di Jakarta.

"Dalam kurun waktu 2020-2022 lima belas pengungsi dari berbagai kota melakukan bunuh diri karena stres hidup, penantian yang lama, kurangnya perhatian dari UNHCR di Jakarta," ungkap dia 

Selain itu, Hussein menegaskan lebih dari satu dekade, pengungsi Afganistan tak pernah mendapat hak asasi manusia. Bahkan, ribuan anak membutuhkan pendidikan. 

"Kami telah tinggal di Indonesia selama lebih dari satu dekade. kami tidak pernah memiliki hak asasi manusia. Ribuan anak perlu belajar. Pengungsi tidak diperbolehkan bekerja. Jadi bagaimana kami telah menyediakan biaya sehari-hari kami. Tempatkan saja diri anda," ucapnya.

Karena itu, Hussein mengemukakan, jika pengungsi Afghanistan juga ingin mendapatkan hak hidup.

"Mereka menangani hidup mereka. para pengungsi terjebak di sini. Kita menghadapi ribuan kesulitan. Kami hanya menginginkan hak kami," katanya.

Sebelumnya, Para pencari suaka asal Afghanistan kembali menggelar aksi unjuk rasa damai di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia, Jalan H.R Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022).

Kedatangan puluhan orang tersebut, untuk menuntut UNHCR agar memberangkatkan para pengungsi ke negara ketiga yang terbebas dari konflik perang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI