Suara.com - Ekonom senior Rizal Ramli kembali memberikan tanggapan mengenai wacana penundaan Pemilu 2024.
Dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Rizal Ramli juga memberikan sorotan terhadap hasil survei mengenai tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi.
Menanggapi soal wacana penundaan Pemilu 2024, ia menyebut bahwa operasi ini mirip dengan operasi militer.
"Itu kaya operasi militer aja. Komandan nya jelas, ada siapa, pejabat, Menteri. Dicarilah alasan-alasan, (tapi) semua alasannya ngasal, ngawur," kata Rizal Ramli, seperti dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Selasa (8/3/2022).
Baca Juga: Presiden Jokowi Disebut Bakal Lantik Kepala Otorita IKN Dalam Waktu Dekat, Besok?
Tak hanya itu, Rizal menyebut wacana penundaan Pemilu 2024 hanya didukung oleh survei abal-abal.
"Ya jadi tiga-tiga mereka (ketum parpol) ini lah yang ‘nyanyi’ didukung oleh survei abal-abal, bahwa 73 persen rakyat Indonesia sangat puas dengan Jokowi," ujarnya.
Menurutnya, hasil survei tersebut bayaran dan abal-abal.
"Ini survei bener-bener bayaran, abal-abal yang digunakan untuk justifikasi kenapa perpanjangan dilakukan," lanjutnya.
Rizal Ramli membongkar rencana pemerintah yang disebut hendak kudeta terhadap konstitusi.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Bantah Isu Dipanggil Jokowi Bahas Reshuffle Kabinet
"Tapi ternyata rencana jahat ini terbongkar, karena mereka ini sebetulnya melakukan kudeta konstitusi," bebernya.
Sebelumnya, Rizal Ramli menilai seharusnya pemilu dipercepat bukan ditunda.
"Dengan harapan kalau pemilu dipercepat akan terpilih yang lebih baik, yang lebih hebat, yang legitimasi nya lebih kuat, sehingga bisa memperbaiki keadaan ekonomi dan sosial," tandasnya.