Suara.com - "Kami tidak tahu efek samping jangka panjang dari vaksin Covid". Ini adalah klaim yang masih umum dibagikan secara daring.
Satu tahun sebenarnya dianggap "jangka panjang" dalam hal keamanan vaksin.
Pekan ini menandai satu tahun pengiriman pertama vaksin Covid-19 di bawah skema Covax, serta lebih dari 14 bulan sejak dosis pertama diberikan.
Para ilmuwan menjelaskan jangka waktu itu lebih dari cukup untuk mengetahui munculnya efek samping.
Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Lansia, Gugus Tugas Kulon Progo Kembali Gencarkan Skema Door to Door
Baca juga:
- Sekitar 40% penduduk dunia belum disuntik vaksin Covid, apa yang salah?
- Dari penyakit cacar hingga Covid-19, sejarah kewajiban vaksin dan penolakan terhadapnya: 'Bukan sesuatu yang baru'
- Vaksin Covid-19: Bagaimana program vaksinasi Indonesia dan seperti apa perbandingannya dengan negara-negara lain?
Apa yang terjadi pada tubuh Anda?
Meskipun vaksin Covid relatif baru, proses yang dipicunya di tubuh manusia sudah lama diketahui.
Memahami bagaimana vaksin merangsang sistem kekebalan dapat membantu kita memahami seberapa cepat kita dapat mengharapkan reaksi negatif.
Setelah 15 menit
Sebagian kecil orang akan memiliki reaksi alergi terhadap bahan tidak aktif dalam vaksin. Reaksi itu bisa terjadi dalam waktu sekitar 15 menit setelah menerimanya.
Baca Juga: Tekan Fatalitas terhadap Lansia, NET dan Dompet Dhuafa Gelar Vaksinasi Booster Covid-19
Sementara pada yang lainnya, efek samping merupakan reaksi tubuh terhadap vaksin itu sendiri atau terhadap antibodi yang diproduksi oleh tubuh Anda.
Setelah beberapa jam
Fase bawaan, di mana tubuh Anda bereaksi terhadap vaksin itu sendiri, segera dimulai.
Tubuh Anda mengenali 'penyerbu asing' dan menyerangnya dengan sel kekebalan, senjata yang akan digunakannya untuk melawan virus maupun bakteri apa pun.
Setiap reaksi yang terkait dengan fase ini akan terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari, termasuk efek samping yang paling umum, seperti lengan yang sakit, suhu tubuh tinggi, dan gejala mirip flu ringan lainnya.
Efek samping yang jauh lebih jarang, yang terkait dengan vaksin mRNA Pfizer dan Moderna, adalah miokarditis atau radang jantung. Efek samping itu juga terjadi pada fase ini.
Meskipun penyebab pasti miokarditis tidak sepenuhnya dipahami, peradangan diketahui merupakan salah satu respons tubuh terhadap infeksi atau cedera.
Miokarditis yang disebabkan vaksin umumnya bersifat ringan dan membaik dengan sendirinya atau dengan obat anti-inflamasi dasar seperti ibuprofen.
Setelah 10 hari
Fase kedua dari respons imun Anda mulai muncul. Ini adalah fase adaptif, di mana tubuh Anda mulai membuat sel yang secara khusus dirancang untuk melawan virus yang sudah disasar.
Fase ini dimulai setelah sekitar 10 hari, itulah sebabnya dibutuhkan waktu yang sama agar vaksin mulai memiliki efek untuk melindungi Anda dari Covid. Tubuh Anda memproduksi sel-sel kekebalan baru, kemudian respons memuncak setelah kira-kira dua minggu dan menghilang setelah sekitar 28 hari.
Efek samping yang sangat jarang, tapi serius, terkait dengan vaksin AstraZeneca adalah pembekuan darah jenis tertentu. Efek samping ini terkait dengan antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap vaksin. Itu sebabnya, sebagian besar pembekuan darah langka terlihat dalam empat minggu setelah vaksinasi.
Hari ke-28
Setelah fase adaptif berakhir, sekitar satu bulan, Anda memiliki sel memori yang memberi Anda perlindungan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah paparan awal. Namun, Dr Victoria Male, ahli imunologi reproduksi di London menjelaskan Anda tidak memiliki respons baru.
Jadi, kata dia, jika Anda tidak memiliki reaksi setelah beberapa bulan pertama, sangat tidak mungkin apa pun yang terjadi setelah itu disebabkan oleh vaksin.
Namun, tidak pernah ada jaminan 100% terhadap apapun dalam dunia kedokteran. Jadi, kita tidak bisa mengatakan tidak mungkin sesuatu akan terjadi setelah jangka waktu tersebut.
Hanya saja, sepanjang sejarah, para ilmuwan tidak menemukan efek samping baru yang muncul lebih dari enam bulan kemudian.
"Riwayat vaksinasi meyakinkan kita bahwa sebagian besar efek samping terjadi dalam beberapa jam setelah menerima vaksin dan efek samping yang jarang, terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu," kata Prof Jeffrey Mphahlele, peneliti penyakit menular terkemuka di Afrika Selatan.
Apakah kita akan menemukan sesuatu yang baru?
Dari pemahaman kami tentang cara kerja sistem kekebalan yang dikumpulkan selama berabad-abad, seseorang yang tidak bereaksi terhadap vaksin dalam beberapa bulan pertama, sangat kecil kemungkinannya untuk mengalami efek samping baru setelah itu.
Namun, mungkinkah efek samping yang telah terjadi tidak diperhatikan, dan mungkin terungkap di tahun-tahun mendatang?
Negara-negara di seluruh dunia telah menerapkan sistem untuk memantau efek samping dan membagikan informasi terkait hal tersebut satu sama lain.
Sistem ini berhasil mengungkap bekuan darah dan miokarditis yang telah kami sebutkan. Meskipun efek samping itu sangat jarang karena hanya segelintir kasus dari jutaan dosis.
Sementara gejala yang lebih ringan, seperti lengan yang sakit atau suhu tubuh yang tinggi, kemungkinan besar tidak dilaporkan secara signifikan. Dr Male meyakinkan bahwa efek samping yang lebih parah yang dicatat secara menyeluruh.
Ada juga penelitian besar lainnya tentang keamanan vaksin yang tidak bergantung pada laporan individu, seperti Tautan Data Keamanan Vaksin di AS.
Dr Chandrakant Lahariya, seorang ahli epidemiologi di Delhi, menyarankan untuk memperhatikan berapa banyak dosis yang telah diberikan daripada hanya berpatokan pada berapa lama waktu yang telah berlalu setelah menerima vaksin. Sebab, mereka memperkirakan efek samping muncul relatif cepat.
"Miliaran dosis telah diberikan, jadi efek samping apa pun yang belum terlihat akan lebih jarang dari satu kasus dalam satu miliar dosis," katanya.
Namun demikian, sistem medis di seluruh dunia masih mencari efek samping, kata Dr Lahariya.
Sementara ini, semua vaksin telah melewati tiga fase uji coba yang biasanya dilakukan sebelum vaksin diberikan kepada masyarakat umum. Vaksin-vaksin tersebut masih dipantau dengan cermat hingga setidaknya sampai 2023, untuk memastikan peristiwa yang paling langka sekalipun.
Dan ingat, keamanan dalam pengobatan adalah menyeimbangkan risiko dan manfaat.
Semua bukti menunjukkan risiko keseluruhan tertular Covid jauh lebih tinggi daripada risiko apa pun dari vaksin.