Suara.com - Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter (2 km) ke arah barat daya pada Senin (7/3) malam.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan di Yogyakarta, menyebutkan awan panas guguran Merapi meluncur pada pukul 20.39 WIB.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 34 mm dan durasi 158 detik," katanya.
Berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Merapi periode 25 Februari-3 Maret 2022, BPPTKG menyatakan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya berupa bekas guguran, namun tidak teramati perubahan ketinggian yang signifikan.
Baca Juga: Intensitas Kegempaan Masih Tinggi, Merapi 73 Kali Luncurkan Lava dalam Sepekan Terakhir
Ia menyebutkan volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida. (Antara)
Baca Juga: Awan Panas Guguran Gunung Semeru Meluncur Sejauh 4,5 Kilometer, Warga Evakuasi Mandiri