Jokowi Wanti-wanti Harga Barang Naik, PKS: Mengingatkan Saja Tak Cukup

Minggu, 06 Maret 2022 | 17:09 WIB
Jokowi Wanti-wanti Harga Barang Naik, PKS: Mengingatkan Saja Tak Cukup
Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka rapat kerja nasional Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Tahun 2022 dari Istana Negara, Jakarta, Senin (21/2/2022). (Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta memberikan komentar mengenai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang harga barang akan naik.

Dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Sukamta menilai bahwa hal tersebut justru akan menimbulkan ketakutan dan kepanikan publik.

Sukamta mengatakan, seharusnya Presiden Jokowi membuat langkah nyata menghadapi ancaman krisis pangan.

"Pemerintah tidak berani menekan perusahaan minyak goreng untuk menurunkan harga. Jika demikian, ketakutan dan kepanikan yang akan tercipta di masyarakat. Presiden harus bisa menciptaan ketenangan," kata Sukamta, seperti dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Minggu (6/3/2022).

Baca Juga: Soroti Wacana Penundaan Pemilu 2024, Pengamat: Pengusul Harusnya Dihukum!

Ia menambahkan, seharusnya Jokowi membuat langkah strategis alih-alih hanya mewanti-wanti atau mengingatkan.

"Presiden Jokowi seharusnya membuat langkah strategis menghadpai kenaikan harga-harga bahan panganan, tak cukup hanya dengan mengingatkan dan mewanti-wanti rakyat," imbuhnya.

Lebih lanjut, menurutnya faktor kenaikan harga bahan pokok merupakan faktor eksternal.

Pemerintah seharusnya membangun kedaulatan pangan yang berasal dari SDA Indonesia.

"Selama pangan bergantung kepada negara lain maka ketahanan negara kita akan selalu lemah. Indonesia tidak bisa selalu bergantung pada impor apalagi dalam kondisi krisis dunia seperti ini. Jumlah pangan semakin terbatas, bisa berbahaya bagi ketahanan negara. Negara-negara produsen tentu lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya sebelum ekspor. Pun jika mengekspor, harganya menjadi sangat mahal," jelasnya.

Baca Juga: Pakar Wanti-wanti Soal Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI