Satgas Covid-19: Long Covid Akibat Omicron Kemungkinan Lebih Kecil daripada Delta

Minggu, 06 Maret 2022 | 13:16 WIB
Satgas Covid-19: Long Covid Akibat Omicron Kemungkinan Lebih Kecil daripada Delta
Ilustrasi covid-19 omicron (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan efek jangka panjang akibat terinfeksi varian Omicron akan lebih kecil ketimbang terinfeksi varian Delta.

Dewi mengatakan kebanyakan pasien yang mengalami long Covid terinfeksi varian Delta karena Delta lebih banyak menyerang paru-paru.

"Kemungkinan untuk Omicron ini Long Covid-nya lebih rendah dibandingkan dengan Delta, karena karakteristik varian Delta dia memiliki kemampuan invasi ke paru-paru lebih tinggi bahkan ke organ yang lain," kata Dewi, Minggu (6/3/2022).

Dia menyebut kebanyakan penyintas Covid-19 yang terinfeksi varian Delta akan kembali lagi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan long Covid.

Baca Juga: Angka Keterisian Tempat Tidur Ruang Isolasi Covid-19 Nasional Turun Hingga 25,04 Persen

"Ada beberapa publikasi internasional, seseorang yang terinfeksi Delta kemungkinan empat bulan akan balik lagi ke rumah sakit, bukan karena Covid-19 nya tapi ada kondisi badan yang tidak sehat," kata Dewi.

Namun, pernyataan ini masih terbatas karena lonjakan pandemi akibat Omicron masih terjadi dan penelitian tentang Long Covid karena Omicron masih terus berjalan.

"Kalau untuk Omicron kita masih terbatas, karena Whole Genome Sequencingnya terbatas, cuma kalau dari publikasi internasional asumsi saat ini atau beberapa penelitian baru bisa merangkum kemungkinannya lebih kecil," katanya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan  Kementerian Kesehatan mencatat sudah ada 15.148 kasus mutasi virus Covid-19 di tanah air yang termasuk dalam varian yang menjadi konsen atau variant of concern dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Angka itu didapat dari pemeriksaan terhadap 19.554 spesimen dengan metode whole genome sequencing yang dilakukan Balitbangkes per 27 Februari 2022.

Baca Juga: Satgas Klaim Kasus Aktif Covid-19 Turun 65,81 Persen dari Puncak Kedua

Varian B.1617.2 Delta masih menjadi varian yang paling banyak ditemukan sebanyak 8.463 kasus di 25 provinsi.

Namun, sebaran varian yang terbaru yakni B.1.1.529 Omicron mulai semakin banyak yakni sebanyak 6.580 kasus, mendekati kasus Delta.

Sebaran varian Omicron tercatat paling banyak di DKI Jakarta yakni sebanyak 4.829 kasus.

Kemudian disusul Jawa Barat dengan 710 kasus, Banten 469, Jawa Tengah 151, Jawa Timur 113, Papua 84, Bali 39, DI Yogyakarta 35, Sumatera Utara 26, Kep. Babel 16, Riau, 15, Kalimantan Timur 13, Kalimantan Tengah 12, Kalimantan Selatan 11, Sulawesi Utara 11, Lampung 11, Kepri 9, Sulawesi Selatan 8, Sumatera Selatan 5, Bengkulu 4, NTB 4, NTT 2, Kalimantan Barat 2, dan Sulawesi Barat 1.

Sementara varian B.117 Alfa terdeteksi 83 kasus dan B.1351 Beta sebanyak 22 kasus.

REKOMENDASI

TERKINI