Suara.com - Pengamat politik, Usman Rachman, menyoroti fenomena masuknya Moeldoko dalam deretan 10 besar calon presiden yang dipercaya publik berdasarkan survei yang dirilis Lembaga Survei Nasional (LSN) pada Kamis (3/3/2022).
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Usman menilai tingginya elektabilitas Moeldoko merupakan hal yang menarik.
Pasalnya, Moeldoko menjadi tokoh yang layak diperhitungkan dalam kontestasi pilpres 2024 murni karena hasil dari kemampuan, prestasi dan pengalaman yang dimilikinya dalam mengelola pemerintahan.
"Ini muncul fenomena bahwa beliau (Moeldoko) masuk dalam 10 calon yang memiliki elektabilitas, ini perlu dilihat kalau berdasarkan studi kualitatif tentang perbandingan calon presiden dan juga tadi disimpulkan bahwa Moeldoko memiliki kemampuan pengalaman," ujar Usman dalam keterangan pers yang diterima di Sumedang, Sabtu (5/3/2022).
"Karena kalau kita lihat biasanya juga pendidikannya ikut mendukung dan dia memiliki prestasi sampai menjadi Panglima TNI," lanjut Usman yang merupakan CEO Lembaga Klimatologi Politik (LKP) tersebut.
Selain itu, fenomena yang cukup menarik baginya adalah latar belakang Moeldoko yang berasal dari keluarga sederhana di sebuah desa dan berbeda dengan tokoh lainnya yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi.
Misalnya, jika Prabowo yang merupakan anak menteri wajar dalam sosialisasi itu lebih tertib dan sistematis. Kemudian Anies Baswedan anak seorang profesor di UNY, kemudian misalnya Ridwan Kamil juga anak seorang dosen dan Ganjar Pranowo anak seorang polisi.
"Kemudian kalau kita melihat Moeldoko, dia anak seorang pedagang palawija dan penjaga keamanan desa atau Hansip Desa. Nah ini yang juga mungkin perlu diperhitungkan dari sistem keberangkatannya," lanjut Usman.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa tingginya elektabilitas Moeldoko tidak karena naungan sebuah partai politik.
Baca Juga: Pengamat Sebut Ini yang akan Terjadi jika Ridwan Kamil dan Anies Baswedan Maju di Pilpres 2024
"Kita tahu bahwa dia tidak memiliki katakanlah hadiah berafiliasi dengan sebuah partai yang pernah berhasil. Meskipun pernah dengan Hanura tapi kita tahu bahwa Moeldoko mungkin posisinya belum kuat untuk bisa memunculkan dalam keadaan seperti ini," tegasnya.