Prabowo Bicara soal Perang: Kalau Kita Tidak Siap, Kita Justru Akan Diinjak-injak

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Minggu, 06 Maret 2022 | 10:09 WIB
Prabowo Bicara soal Perang: Kalau Kita Tidak Siap, Kita Justru Akan Diinjak-injak
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Humas Kemhan).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyinggung soal kejamnya kecamuk perang. Namun ia menegaskan jika suatu negara menghendaki perdamaian maka juga harus bersiap untuk perang.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Prabowo Subianto saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (27/1/2022) menjanjikan TNI Angkatan Laut akan menjadi sangat kuat di Asia Tenggara.

Ia mengatakan bahwa dalam 24 bulan bangsa ini akan punya mungkin sampai dengan 50 kapal perang yang siap tempur.

"Kalau kau menghendaki perdamaian bersiaplah untuk perang," tegas Prabowo dilansir dari akun Instagram @ketum_gerindra, Sabtu (5/3/2022).

Baca Juga: Harga Batu Bara Akan Terus Naik Akibat Perang Rusia - Ukraina

Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan sejatinya setiap bangsa termasuk Indonesia tidak mau berperang. Semua menghindari adanya pertumpahan darah.

Menurutnya, perang itu jahat. Tapi jangan sekali-kali lengah dan tidak siap akan kemungkinan itu.

"Kita tidak mau perang. Kita menghindari perang. Perang itu jahat. Tapi kalau kita tidak siap, kita justru akan diinjak-injak," pungkasnya.

Di tengah perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, manuver Prabowo Subianto dinilai sudah tepat.

Manuver mantan Danjen Kopassus itu adalah dengan melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista).

Baca Juga: Menjadi Perhatian Dunia, Rusia Sahkan UU untuk Menindak Keras Media yang Menyebarkan "Berita Palsu"

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Hal tersebut mendapatkan sanjungan dari pengamat Militer Beni Sukadis kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI.

Menurut Beni, memperkuat pertahanan harus dilakukan di saat kondisi dunia tengah damai, agar siap ketika perang terjadi.

"Sebab, memperkuat pertahanan harus dilakukan saat kondisi damai guna mengantisipasi ancaman peperangan yang bisa terjadi kapan saja," ucap Beni, Minggu (27/2/2022).

Beni mencontohkan konflik antara Ukraina dan Rusia yang dalam tiga hari terakhir telah berubah menjadi pertempuran terbuka.

Dirinya mengatakan demikian lantaran China tengah melihat dan menunggu respons Amerika Serikat (AS) atas konflik Ukraina dan Rusia tersebut, apakah akan terlibat atau tidak. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI