Suara.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pemerintah telah mencanangkan pada 2022 sebagai tahun toleransi.
Yaqut menjelaskan toleransi merupakan sikap memberi ruang dan tidak mengganggu hak orang lain untuk berkeyakinan serta mengekspresikan keyakinannya, meskipun berbeda dengan yang diyakini.
"Secara faktual pluralitas keagamaan adalah realitas penciptaan sesuatu yang terjadi atas kehendak Tuhan," kata Yaqut dalam Seminar Pembangunan Rumah-rumah Ibadah di Perguruan Tinggi secara virtual, Sabtu (5/3/2022).
Ketua Umum GP Anshor itu menuturkan berbeda agama adalah bagian dari fitrah setiap orang. Meniadakan perbedaan adalah sesuatu yang mustahil, sehingga diperlukan sikap positif untuk menerima perbedaan.
Baca Juga: Biar Tak Gaduh Lagi, Menag Yaqut Disarankan Intens Bekomunikasi dengan FKUB
"Dengan sikap toleran akan lahir pernyataan agree to disagree atau setuju dalam perbedaan disertai dengan sikap respek atau menghormati, penerimaan orang yang berbeda sebagai bagian dari diri kita," tutur Yaqut.
Selain itu, Yaqut menuturkan toleransi tidak sekedar menerima perbedaan sebagai fakta sosial, namun menerima sumber-sumber perbedaan dan menerima mereka yang berbeda sebagai bagian integral masyarakat. Sebagaimana ajaran agama-agama terdapat universalisme nilai.
"Namun ada juga yang berbeda dari ajaran masing-masing agama, yaitu pada dimensi-dimensi yang bersifat teknis operasional. Seperti mekanisme ibadah atau ritual, hal ini bukan berarti memiliki sikap sinkretis dengan menyamakan semua agama," kata Yaqut.
"Karena faktanya terdapat perbedaan pada masing-masing agama. Hal yang berbeda itu tidak harus disamakan, tapi biarkanlah tetap berbeda," tuturnya.
Baca Juga: Gara-gara Unggahan Ini, Abu Janda Dinilai Warganet Cocok Jadi Menteri Agama: Pemikirannya Modern