Suara.com - Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 tak menerima meski Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah memberikan klarifikasi soal analogi suara azan dengan gonggongan anjing. Gus Yaqut tetap dinilai diduga telah menistakan agama.
Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif mengaku sudah mencermati semua pernyataan lengkap soal analogi suara azan yang disampaikan Gus Yaqut.
"Kami sudah mencermati sudah melihat, mempelajari video perbandingan antara kalimat azan," kata Slamet di sela-sela Aksi Bela Islam di depan Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (4/3/2022).
Slamet juga mengaku pihaknya telah berkonsultasi soal pernyataan Yaqut tersebut dengan para ahli hukum hingga ahli bahasa termasuk berkomunikasi dengan Pakar IT Roy Suryo.
Menurutnya, hasil konsultasi tersebut menyebut bahwa Menag Yaqut dengan pernyataannya telah diduga menodakan agama.
"Dan patut diduga penistaan agama yang harus diproses. Harus diproses ya," tuturnya.
Klarifikasi Menag
Sebelumnya, Menag Yaqut baru-baru ini memberi klarifikasi terkait pernyataannya yang dianggap membandingkan adzan dengan gonggongan anjing.
Kata Gus Yaqut, ia mengeluarkan instruksi itu agar sesama umat beragama tidak sewenang-wenang terhadap agama lainnya.
Dalam klarifikasinya, Gus Yaqut menyatakan, pernyataan itu dimaksudkan agar suara azan yang dikumandangkan melalui toa atau pengeras suara, tidak mengganggu masyarakat yang bukan beragama Islam.
“Saya hanya berusaha sekuat saya, menahan agar agama tidak menjadikan manusia sewenang-wenang terhadap manusia lain, mentang-mentang besar, banyak, kuat,” ungkapnya dikutip dari Terkini.id--Jaringan Suara.com.
Kata Gus Yaqut, pernyatannya beberapa waktu lalu disalahartikan banyak kalangan. Ia mengaku selama ini mendapatkan masukan bahwa masyarakat bisa mentolerir adanya suara azan.
Lebih lanjut, Gus Yaqut menyebut sejatinya juga banyak diprotes masyarakat di luar umat Islam. Sayangnya, judul pemberitaan gagal memaknai pesan kerukunan agar tidak saling mengganggu diantara manusia itu tidak tersampaikan dengan baik.
“Judul itu misleading dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya,” ucap politikus PKB itu.