Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD merespon cuitan Politisi Partai Gerindra Fadli Zon. Mahfud menyebut penentu kebenaran bukanlah Fadli Zon, namun sejarawan dan forum akademik.
"Penentu kebenaran sejarah itu bukan Fadli Zon. Tapi ilmiahnya adalah sejarawan dan forum akademik," ujar Mahfud saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (4/3/2022).
Kendati demikian, Mahfud mengatakan suara Fadli Zon harus tetap didengar.
"Meski begitu suara Fadlizon tetap harus didengar oleh rakyat agar sama-sama," ucap dia.
Mantan Ketua MK itu menjelaskan sejarawan UGM membenarkan adanya Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penegakkan Kedaulatan Negara yang tak mencantumkan nama Soeharto.
"Itu ada penjelasan dari sejarawan UGM yang membenarkan Kepres 2/2022 yang tak memasukkan nama Soeharto di dalam Kepres. Dibaca saja agar bacaan sejarahnya komprehensif," ucap dia.
Mahfud menuturkan bahwa di dalam Keppres, yang dijelaskan hanya tokoh yang berperan sebagai penggagas Serangan Umum 1 Maret 1949 yakni Sultan Hamengku Buwono IX.
Kemudian yang memerintahkan operasinya yakni Jenderal Besar Soedirman. Adapun yang menyetujui yakni Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M Hatta.
"Kalau di Keppres itu disebut yang punya gagasan Sultan, yang memerintahkan operasinya Jenderal Soedirman, yang menyetujui dan menggerakkan operasinya Presiden dan Wakil Presiden," papar Mahfud.
Baca Juga: Nama Soeharto Dihilangkan, Fadli Zon Bereaksi Keras: Jangan Belokkan Sejarah!
Mahfud menuturkan meski dalam tahanan Presiden dan Wakil Presiden yakni Soekarno -Hatta masih terus aktif menggerakkan operasi serangan.