Suara.com - Indonesia masih dihadapkan dengan kelangkaan komoditi rumah tangga seperti minyak goreng. Karena itulah ibu-ibu tidak ragu untuk mengantre lama atau berebut minyak goreng di supermarket.
Mirisnya, situasi ini ternyata dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menjual minyak goreng palsu atau oplosan. Kali ini pengguna TikTok dengan akun @raihangaurifa yang membagikan pengalamannya membeli minyak goreng curah yang diduga sudah dioplos.
"Buat kalian yang membeli minyak goreng perkiloan sekarang, hati-hati ya. Saya udah kedapatan minyak oplosan," kata pria dalam video tersebut, seperti dikutip Suara.com, Rabu (2/3/2022).
Dalam video yang juga diviralkan di Instagram itu terlihat seseorang yang menggoreng cairan kental berwarna cokelat pekat di wajan besar. Nyaris terlihat seperti adonan dodol, rupanya cairan kental tersebut merupakan minyak goreng yang dipanaskan oleh perekam video.
Ia lantas menerangkan ciri-ciri dari minyak goreng yang diduga telah dioplos tersebut. Ketika dipanaskan, rupanya minyak goreng lambat laun berubah warna menjadi merah hingga akhirnya mengental seperti adonan dodol.
"Pas dipanasin, pertama merah," tuturnya, sambil mengaduk-aduk wajannya. "Terus baunya seperti lilin."
Sementara adonan seperti dodol itu baru akan terbentuk bila minyak panas tadi mulai dingin. "Setelah dingin dia kayak gini, seperti ini, cairan ini. Hati-hati guys semuanya," ungkapnya.

Tentu apa yang terekam di video itu tidak seperti minyak goreng pada umumnya. Memang minyak goreng lama-kelamaan bisa berwarna hitam tergantung frekuensi pemakaian dan apa yang digoreng. Namun biasanya minyak goreng tidak berubah menjadi lebih kental atau pekat seperti yang tampak di video tersebut.
Video yang sudah ditonton jutaan kali ini tentu langsung mendapat banyak komentar warganet. Mereka ikut dibuat heran lantaran masih ada pihak tak bertanggung jawab yang mencoba mengambil keuntungan di balik kisruh kelangkaan minyak goreng.
"Orang indo kreatif-kreatif yaa pandai dan cepat ambil peluang.. sayang nya kok ya hal-hal yang salah," kritik warganet.