Dia pun mengusulkan agar Menteri Agama di-grounded alias di-reshuffle.
"Presiden Jokowi sejatinya membutuhkan para pembantu presiden yang mengerti bahwa bangsa Indonesia sedang susah akibat Covid, kelangkaan minyak goreng, kedelai, dan sedang membutuhkan dukungan rakyat untuk program-program pemerintah lainnya. Bukan sebaliknya, pejabat mencari musuh terus dari mayoritas penduduk," ujar ANH.
ANH menyebut, kebijakan Yaqut dalam membatasi azan tidak hanya tidak tepat waktu, tetapi juga berakibat fatal karena telah menyebabkan kerengangan antara negara dan rakyat, sesuatu yang seharusnya dihindari oleh pembantu Presiden.
"Jika sekelas menteri agama tidak bisa melihat permasalahan ini dengan wisdom-nya, sudah sewajarnya menteri yang satu ini di-grounded dari kementeriannya," tutup ANH.