Dua Tahun Pandemi: Musisi Menjerit, Diselamatkan Tabungan hingga Jual Alat

SiswantoBBC Suara.Com
Rabu, 02 Maret 2022 | 12:10 WIB
Dua Tahun Pandemi: Musisi Menjerit, Diselamatkan Tabungan hingga Jual Alat
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi para musisi, pandemi Covid-19 menjadi salah satu ujian terberat dalam hidup. Baru saja jadwal manggung kembali terisi setelah sempat benar-benar kosong, gelombang baru virus corona kembali membuat mereka was-was, meski pembatasan yang sekarang tidak seketat yang sebelumnya.

Beberapa kru sedang mempersiapkan panggung ketika pengunjung kafe di kawasan Jakarta Selatan mulai berdatangan. Malam itu—sebelum pemerintah mengumukan gelombang ketiga pandemi dan PPKM level 3—hanya ada beberapa kursi kosong.

Semakin malam, semakin ramai, seperti suasana sebelum pandemi virus corona menerjang. Bedanya, orang-orang kini memakai masker.

Sekitar pukul 20.30, band bernama No Nation mulai menyapa pengunjung dan mereka mulai menyanyikan lagu.

Baca Juga: Kasih Panggung Untuk Musisi Jalanan, Restoran Ini Gelar TS Got Talent Auditions

Donny, gitaris No Nation, mengaku sangat senang bisa kembali tampil menghibur pengunjung kafe. Dia dan rekan-rekannya kini bisa bekerja lagi, sekaligus bertemu dengan penggemar setia mereka dari satu kafe ke kafe lainnya.

"Segala sesuatunya membaik itu sekitar lima bulan terakhir, setelah [gelombang Covid-19] Delta selesai. Sudah 70 persen kerjaan kembali normal," kata Donny kepada BBC News Indonesia.

Baca juga:

https://www.instagram.com/p/CX00DDpvgEB/

Namun, dia dan kawan-kawannya kembali mulai ketar-ketir karena kasus positif Covid-19 kembali naik. Kekhawatiran mereka bukan tanpa alasan, pasalnya sudah ada empat acara yang dibatalkan karena pembatasan.

Baca Juga: Bawa Musisi Dunia, Promotor Pertunjukan dan Hiburan Eventim Ingin Perkuat Pasar Asia Tenggara

"Enggak nyalahin pemerintah juga ketika mau bikin kebijakan PPKM lagi karena memang harus kan, untuk mengurangi penyebaran, meskipun imbasnya kami harus nganggur lagi," ujar Donny.

Satu setengah tahun lebih, Donny dan kawan-kawannya 'dirumahkan'. Tidak ada panggung untuk mereka, yang berarti juga tidak ada pemasukan karena bermusik adalah pekerjaan utama mereka.

"Dulu sebelum pandemi, kita hampir reguler setiap hari, setiap minggu ada event. Begitu pandemi kemarin itu langsung berhenti total. Kami kira sebulan, dua bulan selesai. Kok enggak kelar-kelar," kata.

Mereka pun terpaksa menggunakan uang tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untungnya, sebagian besar personel band memiliki pasangan yang masih bekerja kantoran. Meski ada juga personel yang benar-benar mengandalkan pemasukan dari No Nation untuk menyambung hidup.

"Itu yang sangat terpukul," kata Donny.

Ketika uang tabungan mulai menipis, Donny dan kawan-kawannya mulai berjualan. Laki-laki yang akrab disapa Pak Dhe itu menjual berbagai makanan, mulai dari dim sum, pempek, hingga tom yum instan.

Namun, penghasilan yang didapat pun tak seberapa karena yang membeli pun hanya teman-temannya.

No Nation juga sempat menggelar ngamen online lewat streaming video, di mana penonton bisa 'nyawer' dengan cara transfer ke nomor rekening yang sudah disediakan. Tapi, lagi-lagi, itu tidak berhasil menghimpun dana sebanyak manggung secara langsung.

"Titik terendahnya, sampai buat makan saja susah. Apalagi buat yang lain-lain. Sampai ada yang ditarik mobilnya karena tidak bisa bayar kredit, sampai jual-jual alat," ujar Donny.

Soal menjual alat musik untuk menambah penghasilan tidak hanya dilakukan personel No Nation. Penyanyi Danilla pun mengaku sempat ingin menjual gitarnya beberapa waktu lalu.

Tabungan yang dia punya, kata Danilla, bisa membuat dia "tidak masuk ke situasi yang buruk" dan bertahan di tengah sepinya jadwal manggung.

"Ya, walaupun engap-engap, tapi lumayan lah. Alhamdulillah, masih ada napas," kata Danilla kepada BBC News Indonesia.

Pada kuartal empat 2021 lalu, perempuan berusia 32 tahun itu diketahui sempat terjun ke dunia bisnis. Dia menjadi co-owner sekaligus brand ambassador dari sebuah lini bisnis makanan dan minuman di kawasan Jakarta Selatan.

Beberapa bulan sebelumnya, Danilla juga sempat menjual minuman yang diberi nama Susu Danilla.

"Apapun yang berbau bisnis, sudah pasti untuk perjuangan bertahan hidup," ujar Danilla.

Di samping materi, kondisi batin dinilai Danilla sebagai salah satu hal yang terpenting untuk tetap bertahan di masa pandemi ini.

Oleh sebab itu, dia berusaha bisa tetap produktif dan terus berkarya meskipun berada dalam situasi yang sulit.

Hasilnya, pada 22 Februari 2022, Danilla meluncurkan album ketiganya yang bernama POP SEBLAY.

https://www.instagram.com/p/CZ8tm21PLKL/

Danilla mengaku senang dan puas karena berhasil menelurkan album baru hasil kolaborasi dengan rekan-rekannya sejak 2020 lalu. Album ini, disebut Danilla, bisa mengangkatnya kembali dari titik terendahnya saat melewati masa-masa tersulit pandemi.

"Semua sudah terobati berkat adanya proses atau kegiatan kreatif pembuatan album POP SEBLAY," kata dia.

Album ini juga yang mengobati kerinduan Danilla dengan teman-teman yang biasa bekerja sama dengannya di panggung.

Terus bermain musik

Pada 2021, jaringan jasa profesional PricewaterhouseCoopers (PwC) mencatat secara global sektor perhotelan dan hiburan menjadi sektor yang paling terdampak pandemi virus corona. Temuan itu didapatkan dari hasil survei di 73 negara.

Di Indonesia, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga menjadi yang paling terdampak, sampai-sampai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelontorkan hibah triliunan rupiah untuk membantu para pelaku usaha.

Meski pandemi belum terlihat ujungnya, tapi saat ini kehidupan para musisi terlihat mulai membaik. Panggung-panggung di luar ruang mulai dibuka. Baik Donny maupun Danilla mengaku mau tidak mau harus terbiasa dengan perubahan yang ada.

Kesulitan yang pernah dialami pun tidak membuat mereka ingin hengkang dari industri yang sudah membesarkan nama dan menghidupi mereka.

"Kami ini seniman, jadi kebahagiaan hidup kami ya di situ. Mungkin bisa kami nyambi yang lain, kerja yang lain, tapi tetap tidak akan meninggalkan musik," kata Donny.

Untuk menghadapi krisis berikutnya yang mungkin saja terjadi, Donny mempersiapkannya dengan mengatur keuangan lebih maksimal lagi.

Sementara itu, Danilla mengatakan akan terus membuat musik yang baru.

"Selain banyak berdoa, strategi yang lain adalah bikin musik karena tujuannya lebih kepada sharing sama orang-orang dan mengeluarkan apapun yang ada dalam unek-unek aku dan teman-temanku, dan mungkin mereka (pendengar) ada yang relate, (saya akan) senang sekali," ujar Danilla.


Anda mungkin tertarik menonton video ini:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI