Suara.com - Polisi menyebut politisi Partai Golkar, Azis Samual berperan sebagai pihak yang memerintahkan tersangka SS mencari eksekutor untuk menganiaya Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama. Atas perbuatannya itu Azis dijerat dengan Pasal 55 Ayat 1 Kesatu Juncto Pasal 170 KUHP.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan Azis terancam dengan hukuman maksimal 9 tahun penjara.
"Ancaman 9 tahun penjara," kata Tubagus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/3/2022).
Tubagus menyampaikan bahwa penyidik masih mendalami motif Azis memerintahkan tersangka SS menghabisi Haris. Motif ini belum bisa terungkap lantaran tersangka Azis masih mengelak terlibat dalam kasus ini.

"Motif ini masih kami dalami. Kenapa? Karena sampai saat ini yang bersangkutan masih menolak dan belum mengakui. Itu hak tersangka," tutur Tubagus.
"Jadi apapun keterangan tersangka itu boleh-boleh saja. Tapi penyidik telah menetapkan sebagai tersangka berdasarkan dua alat bukti," imbuhnya.
Dikeroyok Penagih Utang
Dalam perkara ini, polisi telah menetapkan enam orang tersangka. Tiga tersangka berhasil ditangkap dalam kurun waktu kurang daripada 1x24 jam.
Zulpan ketika itu menyebut masing-masing pelaku berinisial MS, JT, dam SN. Ketiganya merupakan pria kelahiran Ambon yang berprofesi sebagai debt collector alias penagih utang.
![Polda Metro Jaya menghadirkan tiga tersangka kasus pengeroyokan terhadap Ketum KNPI Haris Pertama, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (22/2). [ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/22/30448-pengeroyok-ketum-knpi-haris-pertama.jpg)
"Ada juga DPO (buronan) yang masih dikejar penyidik ada dua orang. Pertama inisial H dan kedua I," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/2/2022).