Eksklusif! Dubes Ukraina Tanggapi Kemenlu RI: Sampai Hari Ini Tak Sebut Rusia hingga Sonder Kata Mengecam

Selasa, 01 Maret 2022 | 17:24 WIB
Eksklusif! Dubes Ukraina Tanggapi Kemenlu RI: Sampai Hari Ini Tak Sebut Rusia hingga Sonder Kata Mengecam
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin ketika melakukan sesi wawancara khusus dengan tim Suara.com di kantornya di Kedutaan Besar Ukraina, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengatakan, bahwa pihaknya sangat mengharapkan pemerintah Indonesia berbicara secara lantang untuk mengecam invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. 

Ia menyinggung soal pernyataan pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang menyinggung 'serangan militer di Ukraina' tapi tak menyebutkan 'Rusia'. 

Hamianin mengatakan, pernyataan-pernyataan yang tegas dan mengecam sangat dibutuhkan. Hal itu menjadi sangat penting terutama bagi Ukraina yang sedang berjuang. 

"Saya mengharapkan bantuan dari pemerintah Indonesia, karena sampai saat ini Indonesia bahkan setelah lima hari (invasi Rusia), bahkan sampai saat ini hanya ada pernyataan dari Kemenlu yang bahkan tidak menyebutkan Rusia. Dan tidak ada kata mengecam," kata Hamianin dalam wawancara khusus bersama Suara.com, Selasa (1/3/2022). 

Baca Juga: Ikuti Sanksi Invasi ke Ukraina, Visa dan Mastercard Blokir Lembaga Keungan Rusia

Duta Besar Ukraina Untuk Indonesia, Vasyl Hamianin ketika melakukan sesi wawancara khusus dengan tim Suara.com di kantornya di Kedutaan Besar Ukraina, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Duta Besar Ukraina Untuk Indonesia, Vasyl Hamianin ketika melakukan sesi wawancara khusus dengan tim Suara.com di kantornya di Kedutaan Besar Ukraina, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Hamianin menyatakan, seharusnya sikap yang disampaikan pemerintah Indonesia tersebut yang tidak menyebutkan Rusia, bisa disampaikan kala invasi atau perang belum dilakukan. 

"Kalau memang pernyataannya disampaikan sebelum perang itu tidak apa-apa tapi kan sekarang sudah perang," tuturnya. 

Untuk itu, Hamianin berharap Indonesia bisa lebih lantang lagi dalam menyatakan sikapnya. Ia menilai bahwa Indonesia seharusnya tahu harus berbuat apa dalam menanggapi konflik antara Rusia dengan Ukraina. Pasalnya, kata dia, Indonesia pernah dihadapkan juga dengan kemerdekaan dan akhirnya menang melawan penjajah. 

"Mungkin yang harus dilakukan adalah mengecam secara langsung menyerang," ujarnya. 

"Saya harapkan pemerintah Indonesia parlemen Indonesia menentang Rusia." 

Baca Juga: Ridwan Kamil Berharap Taman Indonesia di Ukraina Tak Hancur oleh Perang

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menjelaskan proses evakuasi 99 WNI dari Ukraina. (Tangkapan layar)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menjelaskan proses evakuasi 99 WNI dari Ukraina. (Tangkapan layar)

Berhati-hati Respons Konflik Rusia-Ukraina

Pemerintah Indonesia sangat berhati-hati merespons konflik antara Rusia dan Ukraina. Indonesia menginginkan terjadi penurunan ketegangan antara kedua negara.  Indonesia berharap pembicaraan antara Ukraina dan Rusia dapat membuahkan hasil yang baik. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia berusaha melihat situasi yang berkembang di Ukraina secara jernih.

"Ukraina dan Rusia merupakan sahabat dekat Indonesia," kata Retno dalam jumpa pers, Selasa. 

Posisi Indonesia ingin membangun persahabatan yang lebih kuat dengan kedua negara. 

Retno mengakui telah berkomunikasi dengan menteri luar negeri Ukraina dan menteri luar negeri Rusia. 

Retno menekankan Indonesia akan konsisten menjalankan politik luar negeri, khususnya menyangkut penerapan hukum internasional dan piagam PBB. Menurutnya, semua negara wajib memberikan penghormatan integritas wilayah dan penghormatan terhadap kedaulatan. 

"Prinsip ini harus dihormati oleh semua negara. Prinsip ini dijunjung tinggi oleh Indonesia." 

Retno mengatakan saving human life menjadi prioritas, safe passage menjadi kebutuhan utama dan harus dijamin. 

"Prinsip inilah yang ditekankan Indonesia di berbagai forum, baik di New York maupun di Jenewa," katanya.

*Nantikan artikel serta video wawancara khusus selengkapnya dengan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, hanya di Suara.com.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI