Rizal Ramli Nilai Pemerintah Gagal Tangani Covid-19: Malah Buat Lelucon

Selasa, 01 Maret 2022 | 15:45 WIB
Rizal Ramli Nilai Pemerintah Gagal Tangani Covid-19: Malah Buat Lelucon
Ekonom Senior menyoroti kinerja Menteri Perdagangan dan Menteri Perekonomian terkait persoalan minyak goreng yang dikeluhkan masyarakat (instagram).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar ekonomi sekaligus pengamat politik, Rizal Ramli menyoroti kinerja pemerintah dalam mengatasi Covid-19.

Dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, pemerintah dinilai tak mampu menangani covid-19.

Bahkan Rizal Ramli menilai pemerintah gagal dalam upaya mengurangi, menangani dan menyelesaikan masalah covid-19 dalam satu setengah tahun.

"Terlihat jelas setelah 1 setengah tahun covid ini, pemerintah ini tidak mampu menyelesaikan, mengurangi dan mengatasi masalah covid," kata Rizal Ramli, seperti dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Selasa (1/3/2022).

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Meningkat, Pemkot Hentikan Pembelajaran Tatap Muka

Hal tersebut dia ungkapkan melalui video yang diunggah di kanal Youtube Refly Harun.

Selanjutnya, Rizal Ramli menjelaskan mengenai empat tahapan.

"Tahap pertama dari Januari-Maret 2020, tahap bantah-bantahan," jelasnya.

Awalnya pemerintah mengklaim bahwa Indonesia tak mungkin ada covid-19.

Kemudian, tahap kedua menurut Rizal Ramli adalah lelucon.

Baca Juga: Pemkot Bandar Lampung akan Gelar Vaksinasi Massal, Kejar Target 100 Persen Vaksinasi COVID-19 Dosis Pertama

"Tahap lelucon, buat lelucon tentang covid, orang Indonesia banyak kena matahari nggak mungkin, makan nasi kucing bisa sembuh," ungkapnya.

Rizal Ramli menambahkan, selama tiga bulan pemerintah membantah dan membuat lelucon tentang covid-19.

"Jadi selama 3 bulan pemerintah kita bantah-bantahan dan membuat lelucon tentang covid. Termasuk menyewa buzzer 78 miliar untuk menyesatkan rakyat bahwa covid tidak ada dan tidak penting," bebernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI