Guru Besar UII Sebut Konflik Seperti Ukraina dan Rusia Bisa Saja Terjadi di Papua

Selasa, 01 Maret 2022 | 14:05 WIB
Guru Besar UII Sebut Konflik Seperti Ukraina dan Rusia Bisa Saja Terjadi di Papua
Ilustrasi konflik di Papua. [Antara/HO/Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia/UII Sefriani menilai perang Rusia dan Ukraina bisa juga terjadi terhadap Indonesia di Papua.

Sefriani menjelaskan, perang Rusia saat ini dipicu oleh gerakan separatis sebagian daerah timur Ukraina yakni Donetsk dan Luhansk atau lebih dikenal dengan wilayah Donbass yang memerdekakan diri bergabung dan diakui oleh Rusia. Hal itu juga bisa terjadi di Papua.

"Ini sangat berbahaya, nanti kalau di Papua misalnya yang ada banyak wilayah konflik, ada diskriminasi yang sering diterima oleh mereka. Ketika itu terus terjadi, nanti ada negara yang meniru seperti yang dilakukan Rusia, mengakui kemerdekaan Papua dan beralasan bahwa Papua mengundang mereka ke sana, ini bahaya," kata Sefriani dalam diskusi virtual, Selasa (1/3/2022).

Menurutnya, ketika ada negara yang mendukung gerakan referendum di Papua dan mengakui kemerdekaan Papua maka bukan tidak mungkin Papua bisa pisah dari Indonesia dan ketegangan di timur Indonesia akan terjadi.

Baca Juga: Anak SD Diduga Tewas Dianiaya usai Dituduh Curi Senjata TNI, Begini Kronologi Versi Tim Advokasi HAM untuk Papua

"Kita harus hati-hati juga karena soal pengakuan ini kan politik, politik itu sisi tergelap di dalam hukum internasional," ujarnya.

Sefrina menegaskan hal yang dilakukan Ukraina saat ini hanyalah mempertahankan kedaulatan negaranya, termasuk wilayah Donbass yang diakui merdeka sepihak oleh Rusia.

"Ini juga yang kita alami di Papua, ketika TNI-Polri melakukan kontak senjata di sana. Kalau KKB melakukan mungkin itu tidak begitu heboh, tapi kalau TNI menembak anggota KKB itu disebut pelanggaran HAM, ini harus proporsional pemberitaannya," tutur Sefrina.

Dia mendorong Indonesia sebagai negara presidensi G20 membuat sidang luar biasa menuju perundingan damai Rusia dan Ukraina.

Indonesia tidak akan melepas prinsip politik luar negeri bebas aktifnya jika menginisiasi negara-negara G20 untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Wow! Amerika Serikat Tawarkan Bantuan ke Ukraina, dari Senjata Hingga Sanksi Berat untuk Rusia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI