Sebut Rakyat Trauma dengan 32 Tahun Orde Baru, Pengamat: Kekuasaan Yang Makin Kuat Relatif Tidak Bisa Dikontrol

Selasa, 01 Maret 2022 | 05:10 WIB
Sebut Rakyat Trauma dengan 32 Tahun Orde Baru, Pengamat: Kekuasaan Yang Makin Kuat Relatif Tidak Bisa Dikontrol
Presiden ke-2 RI Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah atau Tien Soeharto (instagram/@titieksoeharto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana perpanjangan jabatan masa presiden dilontarkan oleh beberapa para ketua umum partai politik. Pengamat Politik yang juga Koordinator Komite Pemilu Indonesia Jerry Sumampouw mengatakan kalau rakyat Indonesia pernah trauma dengan lamanya pemerintahan Presiden Soeharto yakni 32 tahun.

"Karena kita trauma sebagai bangsa sebagai rakyat Indonesia dengan 32 tahun pemerintahan orde baru pemerintah presiden Soeharto," ujar Jerry dalam diskusi bertajuk "Telaah Kritis Usul Perpanjangan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden, Senin (28/2/2022).

Jerry pun meminta masyarakat hati-hati terkait wacana usulan perpanjangan masa jabatan presiden. Ia pun menyingung saat jabatan periode kedua Presiden Soeharto.

"Kita harus hati-hati, karena kita punya pengalaman yang sama, di masa awal Presiden Seoharto paling tidak sejak 1967, dan dua periode setelah itu," ucap Jerry.

Baca Juga: Said Didu Bongkar Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Jokowi Disuarakan oleh Kelompok Ini

"Jadi rakyat harus ingat bahwa awal-awal memang begitu, tapi kalau dia makin panjang (periode jabatan), dia makin panjang ini bisa punya resiko-resiko lainnya," sambungnya.

Jerry kemudian mengutip pernyataan Lord Acton, Guru Besar Sejarah Modern Di Universitas Cambridge, Inggris yang mengatakan power tends to corrupt yakni kekuasaan itu cenderung korup.

"Saya kira itu ada benarnya dalam pengalaman kita atau dalam pengalaman banyak negara demokrasi lain," tutur Jerry.

Dari pernyataan tersebut, Jerry mengingatkan bahwa ketika kekuasaan semakin kuat, relatif tidak bisa dikendalikan. Bahkan mampu mengerahkan opini publik untuk terus mendukung.

"Jadi publik harus ingat itu bahwa kekuasaan yang mulai makin kuat ya, itu relatif menjadi atau makin tidak bisa dikontrol, dia makin mampu membangun dan mengarahkan opini publik untuk tetap mendukung gitu ya, begitu juga dia makin mampu mengendalikan kekuatan kekuatan politik, dalam hal ini partai politik untuk terus mendukung," papar dia.

Baca Juga: Wacana Penundaan Pemilu 2024 Bisa Lengserkan Presiden Jokowi, Yusril Ihza Mahendra Blak-blakan Soal Ini

Jerry menuturkan, dirinya tak mengatakan bahwa Jokowi memiliki kecenderungan terhadap hal tersebut. Namun kata Jerry, keinginan suasana kekuasan atau power tends to corrupt, bisa jadi muncul dari lingkungan politik sekitar Jokowi.

"Mungkin saja tidak muncul dari pribadi seorang pemimpin yang sedang berkuasa, tapi juga dikondisikan oleh lingkungan politik yang ada di sekitarnya," ucap dia.

Termasuk kata Jerry, usulan perpanjangan masa jabatan presiden diduga karena ada kepentingan-kepentingan ekonomi yang bermain.

"Ini yang harus kita hati-hati dengan wacana tentang tiga periode dan perpanjangan masa jabatan presiden ini," papar Jerry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI