Suara.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan peringatan Isra Mi'raj tingkat kenegaraan merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Tentunya dengan meneladani dan menjabarkan nilai-nilai agama dalam bingkai kebangsaan.
Isra Mi'raj kata Yaqut, merupakan bagian penting dalam sejarah Islam. Dimana peristiwa Isra Mi'raj merupakan awal disyariatkannya ibadah salat lima waktu, dimana Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa salat adalah tiang agama.
"Dapat kita maknai sebagai memperingati syariat Agung salat, yang mengajarkan nilai-nilai spiritualisme dan humanisme, sehingga menjadi dasar bagi terwujudnya ajaran Islam rahmatan lil alamin," ujar Yaqut dalam sambutannya pada peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan 1443 Hijriah yang disiarkan dari Youtube Kementerian Agama, Senin (28/2/2022) malam.
Ketua Umum GP Anshor itu menuturkan, Indonesia dikaruniai tidak hanya kekayaan alam, tetapi juga kekayaan budi pekerti.
Sehingga menjadikan bangsa Indonesia sebagai salah satu magnet dunia dalam mengelola secara baik posisi negara dan agama.
"Dari Sabang sampai Merauke kita dapat menyaksikan nilai-nilai persaudaraan kebangsaan yang sampai kini terjaga dengan baik," tutur Yaqut.
Yaqut menjelaskan, jika dibaca kembali sejarah Islam di Indonesia, telah tergambar jelas bagaimana Islam, bagaimana agama dan negara menjalin hubungan yang sangat erat.
Menurutnya Islam dengan berbagai caranya telah melebur dalam berbagai aspek kebudayaan dan nilai-nilai kehidupan masyarakat.
"Sangat mengagumkan kita semua dapat menyaksikan cara berislam yang begitu indah, bersanding dengan budaya bangsa," papar dia.
Yaqut menuturkan hasil perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW,l berupa salat memiliki kandungan makna. Bahwa nilai-nilai ketuhanan harus diseimbangkan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
"Keduanya menyatu dan terekam baik dalam sikap dan perilaku masyarakat Indonesia sehingga menjadi perekat bangsa di tengah kompleksitas perbedaan yang tidak semua bangsa mampu melewatinya dengan baik," papar Yaqut.
Lebih lanjut, Yaqut mencontohkan Indonesia pernah melewati berbagai peristiwa sosial karena perbedaan. Namun kata dia, hal tersebut tak menyebabkan bangsa Indonesia terpecah.
"Kita pernah melewati berbagai peristiwa sosial akibat dari perbedaan bahkan dalam beberapa bagian, namun itu semua tidak menyebabkan bangsa ini terpecah justru, perbedaan itu memunculkan berbagai ide dan gagasan yang mendorong pembangunan nasional," tutur Yaqut.
Selain itu, Yaqut menuturkan peringatan Isra Mi'raj memiliki arti besar bagi bangsa Indonesia.
Semangat Isra Mi'raj kata Yaqut, bukan hanya menjadi catatan sejarah, melainkan momentum untuk renungan motivasi diri.
"Peringatan Isra Mi'raj tingkat kenegaraan tahun ini tentu memberi arti besar bagi bangsa Indonesia. Spirit Isra Mi'raj tidak sebatas catatan sejarah saja, tetapi bisa kita jadikan sebagai renungan motivasi diri untuk terus tumbuh dengan kohesi sosial," ungkap dia.
Yaqut kemudian mengajak semua untuk tidak mencari perbedaan, apalagi saling menjatuhkan.
"Mari kita semua menjadikan bangsa Indonesia yang konsen mencari titik temu daripada mencari perbedaan. Perbedaan itu adalah niscaya, perbedaan itu sunatullah. Namun tidak berarti harus saling menjatuhkan," ucap Yaqut.
Ia pun mengibaratkan bangunan yang indah lahir dari semangat perbedaan dari para pekerjanya.
"Bangunan yang indah lahir dari berbagai peran para pekerja yang berbeda beda namun semuanya berjalan dalam satu spirit, yaitu menjadikan bangunan tampak menjadi indah kokoh begitu kira-kira perumpamaan yang bisa kita renungkan bersama," katanya.