Suara.com - Peristiwa Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab. Asal kalian tahu, Isra Miraj adalah dua peristiwa yang terjadi pada waktu yang berbeda, bukan merupakan satu peristiwa saja.
Meskipun memang pengertian Isra Miraj adalah perjalanan suci Nabi Muhammad SAW namun itu merupakan rangkaian dua kejadian penting. Jika biasanya wahyu untuk Rasulullah SAW melalui perantara Malaikat Jibril, pada peristiwa Isra Miraj tersebut Allah SWT memberikan perintahnya langsung pada Rasulullah SAW.
Peristiwa Isra Miraj sangat penting karena berkaitan dengan ibadah utama bagi umat Muslim, yaitu shalat 5 waktu. Lantas, seperti apa penjelasan mengenai peristiwa Isra Miraj?
Peristiwa Isra Miraj Rasulullah SAW
Baca Juga: Daftar Nabi yang Ditemui Rasulullah saat Isra Miraj, Terakhir Bertemu Allah SWT
Isra adalah peristiwa perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Pada saat itu, Rasulullah SAW mengendarai Buraq.
Sementara Miraj adalah peristiwa perjalanan Rasulullah SAW dari Bumi menuju langit ke-7 dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah langsung. Allah SWT memanggil Rasulullah SAW untuk menyampaikan perintah mendirikan shalat bagi Rasulullah SAW dan umatnya.
Awalnya, Rasulullah SAW diperintahkan untuk menjalankan 50 kali shalat. Namun, karena khawatir umatnya tidak bisa menjalankan shalat sebanyak 50 waktu, lantas Rasulullah SAW meminta keringanan hingga hanya perlu menjalankan perintah shalat 5 waktu dalam sehari semalam.
Jika diartikan dari bahasa, Isra Miraj berasal dari dua kata, yaitu 'isra' yang berasal dari kata 'asra' yang berarti perjalanan dan 'miraj' yang berarti tangga atau perjalanan.
Dilansir dari laman NU, berikut ini adalah delapan hikmah di balik peristiwa Isra Miraj.
1. Pertama, tingginya derajat kehambaan.
Dalam surat Al Isra ayat satu yang mengisahkan peristiwa Isra Miraj, kata yang digunakan untuk menyebut Rasulullah SAW adalah ‘abdun’ yang berarti hamba. Ini menunjukkan bahwa hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT mendapatkan derajat begitu luhur di sisi-Nya.
2. Kedua, pembekalan dakwah yang tangguh.
Sebelum peristiwa Isra Miraj, orang-orang yang Rasulullah cintai dan mendukung misi dakwahnya sepenuh hati silih berganti meninggal dunia, dan di sisi lain penindasan kaum Quraisy semakin hebat. Ujian bertubi-tubi yang Allah SWT lakukan ini agar Rasulullah SAW benar-benar tangguh dalam berdakwah.
3. Ketiga, menyampaikan kebenaran meskipun pahit.
Begitu pagi setelah malam Isra Miraj, Rasulullah mengabarkan apa yang baru dialaminya ke penduduk Makkah. Banyak orang yang tidak percaya dengan kabar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap disampaikan, meskipun banyak mendapatkan penolakan.
4. Keempat, syariat Rasulullah SAW menghapus syariat nabi-nabi terdahulu.
Saat peristiwa Isra Miraj, Rasulullah SAW menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW sekaligus menjadi isyarat bahwa syariatnya telah menghapus syariat nabi-nabi yang sebelumnya.
5. Kelima, keistimewaan Masjidil Aqsha bagi seluruh umat Muslim.
Dalam perjalanan Isra, masjid yang berada di Palestina itu menjadi tempat tujuan Rasulullah SAW, sebelum akhirnya bertolak ke Sidratul Muntaha. Ini adalah indikasi betapa mulianya masjid tersebut.
6. Keenam, Islam adalah agama yang suci.
Ketika Rasulullah SAW diberi pilihan antara air susu dan khamr saat Miraj, Rasulullah lebih memilih susu. Kemudian Malaikat Jibril AS berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian".
7. Ketujuh, pentingnya persoalan shalat.
Malam Isra Miraj adalah waktu disyariatkannya shalat lima waktu secara langsung, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril AS sebagaimana syariat-syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa shalat memiliki kedudukan yang sangat penting bagi umat Islam.
8. Kedelapan, memantapkan Rasulullah SAW.
Sebelum Miraj, Rasulullah SAW hanya mendengar informasi terkait surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Ini namanya ‘ilmul yaqin, di mana Rasulullah mengimaninya tapi belum melihat langsung.
Ketika Miraj, Rasulullah SAW melihat langsung dengan mata kepala beliau sendiri. Ini namanya ‘ainul yaqin. Ketika seseorang sudah sampai pada ‘ainul yaqin, maka kemantapan atas apa yang diyakininya menjadi semakin kuat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka sudah jelas bahwa Isra Miraj adalah dua peristiwa penting yang dialami Rasulullah SAW untuk menerima wahyu dari Allah SWT secara langsung.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama