Suara.com - Usulan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin soal penundaan Pemilu 2024 disorot.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera menilai usulan tersebut seperti ingin menjerumuskan Presiden Joko Widodo.
"Itu seperti menjerumuskan presiden ke dalam blunder politik, menjorokkan ke dalam turbulensi politik," kata Kapitra, Minggu (27/2).
Anak buah Megawati di PDIP itu mengatakan, Presiden Jokowi bisa dianggap melanggar konstitusi jika mengamini usulan Gus Muhaimin tersebut. Kapitra juga menyatakan penundaan pemilu akan menimbulkan dampak negatif di tengah masyarakat.
"Kalau suami istri menunda kehamilan itu bisa, tetapi kalau menunda pemilu pasti akan melahirkan tiranisme dan anakisme karena itu melanggar UUD 1945 Pasal 22 E," jelasnya.
Mantan pengacara Habib Rizieq Shihab itu meminta agar para partai politik untuk berhenti mengusulkan penundaan pemilu. Dia juga menyebutkan Presiden Jokowi sendiri sudah mengeluarkan pernyataan tegas terkait wacana tersebut.
"Presiden sudah tegas mengatakan bahwa tidak ada akan ada penundaan dan tidak akan mau ikut serta untuk periode ketiga," ujar Kapitra.
Tak hanya itu, Kapitra juga meminta kepada masyarakat untuk menolak usulan penundaan pemilu yang saat ini tengah berkembang.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengusulkan Pemilu 2024 ditunda maksimal dua tahun.
"Saya mengusulkan Pemilu 2024 ditunda, satu atau dua tahun," kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2).
Wakil ketua DPR itu mengaku akan membicarakan usulannya ini dengan pimpinan partai politik lain maupun Presiden Jokowi.